Demo Kenaikan BBM
Jeritan Warga Bogor Soal Kenaikan BBM, Mulai Pedagang di Pasar Hingga Penjual Bensin Eceran
Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) per 3 September 2022 kemarin memicu demo atau unjuk rasa penolakan dari para mahasiswa di Bogor.
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Yudistira Wanne
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, KEMANG - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) per 3 September 2022 kemarin memicu demo atau unjuk rasa penolakan dari para mahasiswa di Bogor.
Sebab kenaikan BBM ini menuai kekhawatiran serta keluhan dari berbagai lapisan masyarakat di Bogor.
Mulai dari pedagang, sopir angkot hingga penjual bensin eceran.
Pedagang pasar
Kekhawatiran diantaranya dirasakan oleh Iman (37), pedagang daging di Pasar Bogor, sebab dia yakin kenaikan BBM ini juga akan membawa harga pangan ikut naik.
Termasuk harga daging sapi yang dia jual sebagai ladang usahanya di pasar.
"Pasti ada dampaknya, BBM itu kan sensitif kemana-mana," kata Iman kepada TribunnewsBogor.com.
Sementara ini, kata dia, harga daging sapi yang dia jual masih di harga Rp 113 - 114 ribu per kilogram namun terancam naik dalam beberapa waktu ke depan imbas kenaikan BBM.
Harga daging sapi saat ini, kata dia, termasuk masih tinggi setelah lebaran kemarin tak kunjung mengalami penurunan.
Iman khawatir di tengah harga sapi yang masih tinggi ini harganya kembali naik dan dia pun menjadi sepi pembeli.
"Kalau naik lagi, udah pusing. Soalnya ini udah tinggi, dari lebaran gak turun-turun. Kalau naik lagi, jadi susah. Banyak yang gulung tikar gitu kan, mahal maksain jualan tapi pembeli gak ada," kata Iman.
Sopir angkot
Kenaikan harga BBM sempat membuat para sopir angkot di Bogor kebingungan karena kenaikan terkesan mendadak serta tanpa dibarengi kebijakan khusus sopir angkot.
Sehari setelah BBM diumumkan naik, tarif angkot di Bogor sempat masih menggunakan tarif lama karena kenaikan BBM ini tidak langsung dibarengi kebijakan atau Surat Keputusan (SK) tarif baru untuk angkot.