Jual Pertalite Rp 13 Ribu Perliter, Pedagang Eceran di Pamijahan Bogor : Untungnya Tipis
Dampak dari naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sangat dirasakan bagi masyarakat kelas menengah kebawah.
Penulis: Muamarrudin Irfani | Editor: Yudistira Wanne
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, PAMIJAHAN - Dampak dari naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sangat dirasakan bagi masyarakat kelas menengah kebawah.
Umumnya, masyarakat menggunakan bbm bersubsidi jenis pertalite untuk menunjang kebutuhan transportasinya.
Seperti di Desa Gunungsari, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, masyarakat cukup jauh untuk mendapatkan bahan bakar di SPBU.
Sehingga, masyarakat sekitar memanfaatkannya untuk menjual bensin secara eceran.
Tak bisa dipungkiri lagi, keberadaan pedagang bensin eceran pun sangat membantu dikala pengendara lupa mengisi bahan bakar di SPBU maka pedagang eceran lah yang menjadi solusinya.
Namun, dari naiknya harga BBM bersubsidi jenis pertalite, membuat harga bensin eceran pun ikut naik menyesuaikannya.
"Sekarang jual Rp 13 ribu perliternya, sebelum naik Rp 10 ribu, sekarang jadinya ikut naik," ujar pedagang bensin eceran, Eti, kepada TribunnewsBogor.com, Sabtu (10/9/2022).
Disamping itu, Eti mengaku dilema untuk menentukan harga jual bensinnya, mengingat lokasinya yang berada dilingkungan pedesaan.
Selain itu, kata Eti kebutuhan lainnya pun mulai merangkak naik.
"Untungnya jadi tipis, kalau jual mahal-mahal juga kan engga mungkin," katanya.
