Melalui Program One Home One Hope, Cleansheet Bercita-cita Menyekolahkan 1.000 Anak
Cleansheet bentukan alumnus IPB University terus menjelma sebagai penyedia jasa kebersihan yang memberdayakan mahasiswa dan anak-anak putus sekolah.
Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Yudistira Wanne
"Nah, anak anak yang putus sekolah ini biar bisa mereka lanjut sekolah. Mahasiswa biar selesai kuliahnya. Kalau sudah selesai kan dia bisa lebih baik lagi. Kita juga adakan pelatihan. Nanti, ketika ada mau kuliah itu dia punya skill," imbuhnya.
Untuk terus mengupayakan sosial dan pendidikan dalam jasa kebersihan ini, One Home One Hope ini turut ditunjang dengan One Corp Many Hope.

Nantinya, One Corp Many Hope memberikan peluang bagi kantor-kantor yang menggunakan jasa kebersihan cleansheet membantu anak-anak tetap melanjutkan pendidikannya.
"Kita satu lagi One Corp Many Hope. Disini satu kantor bisa membatu lebih banyak anak meneruskan pendidikannya. Jadi, kaya kontrak sama berlangganan selang setahun, dua tahun. Misal satu office bisa mengerjakan lima anak disana sekaligus kuliah dan kerja. Setelah selama tiga tahun udah bagus nanti kita balikin ke perusahannya. Apakah masih bisa kerja disitu atau tidak," ungkapnya.
Meski begitu, dirinya berharap, lewat program ini, anak-anak dan mahasiswa yang menjadi mitra cleansheet tidak akan selamanya menjadi cleaner.
Dirinya berharap, pada akhirnya, anak-anak dan mahasiswa ini punya keterampilan yang lebih dalam menjalankan kehidupan kedepannya.
"Setelah masuk cleansheet, kerjaan gaada harapannya itu bisa lanjut pekerjaan kota dan skilnnya bertambah. Itu sebetulnya. Jadi, ga selamanya mereka jadi cleaner," tambahnya.
Namun, jauh sebelum itu, Dihqon menceritakan perjalanan panjangnya dalam merintis usahanya ini.
Bermula dari kurangnya biaya hidup semasa kuliah, dirinya bisa mengolah kekurangan tersebut menjadi suatu kekuatan untuk berkembang dan menjalankan kehidupannya.
"Awalnya itu bermula ketika saya bidikmisi di IPB. Dulu kan dapat beasiswa. Waktu itu saya gaafa uang karena beasiswanya belum cair. Nah, waktu itu saya menawarkan jasa bersih bersih di rumah dosen saya.
Setelah menawarkan dan ternyata beliau mau dan saya dibayar," katanya.
"Saya ingat betul dulu saya punya uang hanya 100 ribu di ATM untuk dua minggu. Nah, ketika saya membersihkan rumah dosen saya dibayar dan langsung saya belikan barang barang untuk membersihkan," ungkapnya.
Seiring berjalannya waktu, dirinya berpikir kenapa tidak membuka secara langsung usaha jasa kebersihan.
Dirinya berputar otak untuk membuka usaha jasa kebersihan.
Sekira pertengahan 2019, Cleansheet ini berhasil dia dirikan.
"Dari situ saya dapat uang makan, transport, dan lain-lain. Terus saya berpikir kenaoa gadijadiin bisnis aja. Disisi lain ada ibu ibu yang butuh kebersihan, di satu sisi ada anak-anak seperti saya dulu yang butuh penghasilan tambahan," jelasnya.