IPB University

Dosen IPB University Ungkap Hubungan Karbohidrat untuk Penderita Diabetes, Benarkah Berbahaya?

Peningkatan konsumsi karbohidrat yang merupakan gula disinyalir dapat meningkatkan kadar gula dalam darah.

Editor: Tsaniyah Faidah
Thinkstock
Ilustrasi - Dosen IPB University ungkap kaitannya karbohidrat dengan penderita diabetes. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Karbohidrat merupakan sumber energi bagi tubuh.

Namun, konsumsi karbohidrat berlebih sering dikaitkan dengan meningkatnya risiko terkena penyakit diabetes.

Peningkatan konsumsi karbohidrat yang merupakan gula disinyalir dapat meningkatkan kadar gula dalam darah.

Ujungnya, berbagai risiko penyakit degeneratif ikut meningkat, terlebih bila jarang berolahraga.

Dr Mega Safithri, dosen IPB University dari Departemen Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) menerangkan, mekanisme metabolisme dalam tubuh manusia akan bergantung pada aktivitas yang dilakukan.

Sehingga tingkat konsumsi karbohidrat juga akan mempengaruhi jenis aktivitas metabolisme dalam tubuh.

Perbedaan metabolisme karbohidrat, sebutnya, terjadi karena respon pada kadar glukosa darah.

Bila kadar glukosa darah meningkat, memacu metabolisme glikolisis, glikogenesis atau jalur pentosa fosfat.

Kelebihan kadar gula dalam darah juga akan disimpan sebagian sebagai lemak.

“Maka dari itu, walau jarang mengonsumsi lipid atau makanan gorengan, mengonsumsi makanan berindeks glikemik tinggi akan tetap menambah lemak pada tubuh karena terjadi lipogenesis akibat meningkatnya produksi Asetil ko-A,” ungkapnya.

Sedangkan bila kadar glukosa dalam darah menurun, akan memicu metabolisme glikogenolisis dan glukoneogenesis.

Lebih lanjut Dr Mega melanjutkan, sebagian besar proses metabolisme glukosa berada di hati.

Gula yang dihasilkan dari pencernaan akan bermuara di hati kemudian diubah menjadi glukosa 6-fosfat yang merupakan senyawa intermediet penting dalam metabolisme karbohidrat.

“Glukosa ini dapat dipolimerisasi menjadi glikogen, defosforilasi menjadi glukosa darah, atau dikonversi menjadi asam lemak melalui asetil Ko-A. Selain itu melalui siklus asam sitrat dan rantai respirasi untuk menghasilkan energi,” tambahnya.

Ia menambahkan, neuron pada otak hanya menggunakan glukosa dan beta hidroksibutirat sebagai sumber energi.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved