Insiden Arema Vs Persebaya
Update Terbaru Tragedi Kanjuruhan, Komdis PSSI Temukan 42 Botol Miras di Dalam Stadion
Sebanyak 131 orang meninggal dunia usai laga antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022), yang berkesudahan 2-3.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Komisi Disiplin (Komdis) PSSI membeberkan fakta terbaru usai tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Sebanyak 131 orang meninggal dunia usai laga antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022), yang berkesudahan 2-3 untuk kemenangan tim tamu.
Dalam penelusurannya, Komdis PSSI menemukan 42 botol minuman keras di Stadion Kanjuruhan, Malang selepas kericuhan.
Hal itu disampaikan langsung Ketua Komdis PSSI, Erwin Tobing.
Tim investigasi PSSI telah meminta keterangan dari sejumlah pihak, termasuk Aremania, panitia pelaksana (Panpel), dan warga.
Berdasarkan hasil investigasi, Erwin Tobing mengatakan pihaknya menemukan banyak kelalaian dari panpel Arema FC.
Kelalaian ini diduga menjadi penyebab jatuhnya korban meninggal dalam insiden di Stadion Kanjuruhan.
Komdis PSSI menyoroti alasan pintu-pintu stadion tidak dibuka semuanya saat kericuhan meledak.
"Ada banyak kelemahan-kelemahan dari panpel, seperti pintu masuk tidak dibuka, pintu besar juga tidak, lorong masuk ke dalam gelap," kata Erwin Tobing.
Baca juga: Bertambah 6, Jumlah Korban Meninggal Atas Tragedi Kanjuruhan Menjadi 131 Orang
Selain itu, PSSI mengungkapkan bahwa panpel Arema FC tidak melakukan penggeledahan secara ketat.
Pasalnya, pihaknya menemukan puluhan botol minuman keras yang diduga dibawa suporter masuk ke stadion.
Miras dinilai sebagai salah satu pemicu tindak kekerasan yang berhubungan dengan terjadinya kericuhan di stadion.
Erwin Tobing menyayangkan benda-benda yang semestinya dilarang dibawa bisa ditemukan dalam jumlah tak sedikit.
"Ditemukan ada banyak minuman keras, botol badek dalam botol plastik. Itu sampai ada 42 botol belum sempat diminum di dalam stadion," imbuhnya.
"Ini mengapa (minuman keras) bisa masuk, seharusnya kan ada penggeledahan. Yang bertanggung jawab itu pelaksana. Itu beberapa kelemahan-kelemahan yang kita temukan," ucapnya lagi.
Baca juga: Antisipasi Kepolisian Sebelum Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Pengamat Nilai Panpel Kejar Keuntungan