Melalui Bioprospeksi dan Ekowisata, TNGHS Mulai Konsepkan Nilai Ekonomi Berkelanjutan
Bogor Natur Indonesia (BNGI), Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (BTNGHS) bertujuan untuk terus membangun komitmen.
Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Yudistira Wanne
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Model Perencanaan Ekonomi Berkelanjutan melalui Bioprospeksi dan Ekowisata Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) berbasis pembangunan wilayah mulai disusun.
Bekerja sama dengan Bogor Natur Indonesia (BNGI), Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (BTNGHS) bertujuan untuk terus membangun komitmen para pihak untuk berkontribusi nyata dalam mengembangkan ekonomi berkelanjutan melalui bioprospeksi dan ekowisata ini.
Hal itu mulai dilaksanakan dalam Rapat Kerja Model Perencanaan Ekonomi Berkelanjutan di IPB International Convention Centre pada Kamis (6/10/2022).
Sekira 80 orang yang berasal dari berbagai instansi dan lembaga yang bergerak di bidang wisata alam turut menghadiri rapat kerja ini.
Konsep bioprospeksi dan ekowisata di kawasan konservasi diharapkan menjadi peluang sekaligus tantangan tersendiri sehingga rapat kerja ini diharapkan bisa mengimplementasikan strategi yang komprehensif untuk rencana di TNGHS nantinya.
Wakil Menteri LHK, diwakili oleh Direktur KKHSG, Indra Exploitasia menjelaskan, bioprospeksi dan ekowisata di kawasan konservasi merupakan potensi yang luar biasa besarnya yang perlu ditingkatkan kemanfaatannya dengan baik.
Sebab, berdasarkan data, luas Indonesia itu kurang lebih 27 hectare dan dipenuhi kawasan konservasi.
"Apabila ini dikembangkan bersama dengan pihak-pihak yang berkompeten maka harapan untuk mensejahterakan masyarakat melalui pembukaan lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan asli daerah dan devisa negara dengan tetap menjaga keberlanjutan fungsi-fungsi ekologi," kata Indra saat dijumpai di ICC, Kamis (6/10/2022).
Beberapa hasil kerja sama penelitian di kawasan konservasi telah memberikan informasi positif mengenai bioprospeksi, diantaranya di TN Gunung Ciremai ditemukan mikroba yang bermanfaat untuk pertanian.
TN Gunung Merapi ditemukan tumbuhan yang mengandung anti oksidan, di TN Gunung Rinjani ditemukan jamur morel, merupakan jamur yang sangat bermanfaat bagi kesehatan dan memiliki harga yang sangat mahal.
Serta di wilayah BBKSDA NTT ditemukan spons yang memiliki zat anti kanker dan alzhaimer.
"Sesuai dengan Strategi Konservasi Alam, Indonesia berhasil menunjukan komitmennya dalam upaya melindungi dan melestarikan biodiversity, terutama yang berada di kawasan konservasi insitu baik di Kawasan Pelestarian Alam maupun yang berada di dalam Kawasan Suaka Alam," jelasnya.
Guru Besar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University sekaligus pendiri BNGi, Alikodra, menjelaskan bahwa sangat penting dan seharusnya para pihak terkait khususnya pemerintah daerah terlibat dan mengambil bagian.
Bagian yang harus dilakukan oleh pemerintah setempat ini dilakukan dengan tugas dan kewenangannya.
