Sempat Video Call Dengan Istri, Lansia Asal Sumbawa Ditemukan Tewas Tak Wajar di Kapal Leuser
Namun teman dan keluarga menilai, Roni meninggal dunia disebabkan hal yang tak wajar ditunjukan kondisi mayat korban.
"Menurut kapten kapal, aturannya di mana pelabuhan terdekat di situlah mayat diturunkan. Tapi kami keluarga tidak mau tahu. Mayat itu harus dibawa ke Bima, sesuai tiket," ujarnya.
Kemudian setelah kapal tiba di Pelabuhan Ambon, menurut kabar dari Ifan, ada petugas medis dan aparat yang naik ke kapal.
Kemudian meminta izin ke keluarga Roni, agar diturunkan ke puskesmas terdekat untuk diformalin dan dimasukan dalam peti.
"Kami izinkan dan sesaat kemudian mayat dinaikan lagi ke kapal," katanya.

Pihak keluarga pun akunya, dimintai pernyataan apakah diproses hukum atau tidak.
"Kami menjawab diproses hukum," tegasnya.
Sejauh ini, keluarga telah menghadap membuat laporan ke KP3 dan Kapolsek Rasanae Barat.
Sementara itu, Kuasa Hukum keluarga Roni, Syamsul Setiawan mengaku, pihaknya juga sudah mendatangi Polres Bima Kota, menyampaikan peristiwa tersebut, Kamis kemarin.
"Kami sampaikan telah terjadi dugaan kekerasan fisik di atas kapal yang menyebabkan Roni meninggal," tuturnya.
Ia mengungkapkan, setelah pihak keluarga menerima video tersebut memang terdapat beberapa luka yang ditimbulkan dari benda tajam dan benda tumpul terhadap badan Roni.
Selain itu ungkapnya, ada beberapa peristiwa yang terjadi sebelumnya.
Yakni, korban ini pernah melerai perkelahian temannya sekampung dengan warga di Papua.
"Teman sekampung itu juga yang ada dalam Kapal ini. Mereka bersama-sama bekerja di perusahaan triplek di Papua," ungkapnya.
Untuk itu pihaknya meminta aparat, mengamankan teman-teman korban.
Baca juga: Meregang Nyawa di Kamar Kos, Wanita Paruh Baya Bogor Diduga Meninggal Tak Wajar
Selain untuk, penyelidikan, juga untuk menjaga keselamatan mereka jika dipulangkan ke Sumbawa.