Kisah Pendaki Gunung Merbabu Pulang Tinggal Nama, Tangis Ibunda Pecah : Anakku, Ooh Tuhan
Sang ibunda Andreas tak mampu lagi menyembunyikan kesedihannya. Isak tangis pun pecah di dekat jasad putra kesayangannya tersebut.
Hendra melanjutkan ia mendapatkan keterangan terkait penyebab kematian Andreas dari dokter yang melakukan visum.
"Ketika saya pertama kali mendengar, memang saya langsung berkomunikasi dengan dokter jaga yang melakukan visum. Diinfokan hasilnya adalah akibat dari asam lambung disertai hipotermia," ujarnya.

Hendra bercerita, almarhum semasa hidup dikenal sebagai sosok yang rendah hati.
"Beliau pendiam. Dia seorang lawyer dan low profile," kata dia.
"Jarang ngomong tapi kalau sama keponakan dia adalah tulang (paman) yang sangat baik," imbuhnya.
Melansir Wikipedia, Gunung Merbabu adalah gunung api yang bertipe Strato (lihat Gunung Berapi) yang terletak secara geografis pada 7,5° LS dan 110,4° BT.
Secara administratif gunung ini berada di wilayah Kabupaten Magelang di lereng sebelah barat dan Kabupaten Boyolali di lereng sebelah timur dan selatan, Kabupaten Semarang di lereng sebelah utara, Provinsi Jawa Tengah.
Gunung Merbabu dikenal melalui naskah-naskah masa pra-Islam sebagai Gunung Damalung atau Gunung Pam(a)rihan. Di lerengnya pernah terdapat pertapaan terkenal dan pernah disinggahi oleh Bujangga Manik pada abad ke-15. Menurut etimologi, "merbabu" berasal dari gabungan kata "meru" (gunung) dan "abu" (abu).

Nama ini baru muncul pada catatan-catatan Belanda.
Gunung ini pernah meletus pada tahun 1560 dan 1797.
Dilaporkan juga pada tahun 1570 pernah meletus, akan tetapi belum dilakukan konfirmasi dan penelitian lebih lanjut.
Puncak gunung Merbabu berada pada ketinggian 3.145 meter di atas permukaan air laut.
Gunung Merbabu mempunyai kawasan Hutan Dipterokarp Bukit, Hutan Dipterokarp Atas, Hutan Montane, dan hutan Ericaceous atau hutan gunung.