IPB University

Mahasiswa IPB University Teliti Ubi Cilembu di Sumedang, Punya Ciri Khas dari Ubi di Wilayah Lain

Tanah Cilembu dipercaya menyediakan habitat unik bagi bakteri rhizosphere dan endofit yang baik bagi kekhasan ubi Cilembu.

Editor: Tsaniyah Faidah
Dokumentasi Humas IPB University
Mahasiswa IPB University melakukan riset terkait Ubi Cilembu. Ubi ini memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan ubi di wilayah lainnya. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Mahasiswa IPB University melakukan riset terkait ubi cilembu. Tim yang tergabung ke dalam Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM RSH) ini beranggotakan Siti Nuriyah Hasanah (Agribisnis), Endah Mulyani (Ekonomi Sumberdaya Lingkungan), Novita Dyah Wulandari (Agronomi dan Hortikultura), dan Alya Fauzia (Ilmu Keluarga dan Konsumen).

Tim didampingi oleh Dr Nia Kurniawati Hidayat, dosen IPB University dari Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan (ESL), Fakultas Ekonomi Manajemen (FEM).

Mahasiswa IPB University selaku ketua Tim PKM RSH, Siti mengatakan, ubi khas Kabupaten Sumedang ini memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan ubi di wilayah lainnya.

Di antaranya rasanya yang manis karena adanya kandungan gula madu, struktur dagingnya kenyal dan teksturnya yang lembut. 

Tak jarang masyarakat juga menyebut ubi cilembu sebagai ubi madu.

"Tanah Cilembu dipercaya menyediakan habitat unik bagi bakteri rhizosphere dan endofit yang baik bagi kekhasan ubi cilembu,” ungkap Siti, mahasiswa IPB University selaku ketua Tim PKM RSH.

Namun sayangnya, lanjut dia, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 menunjukkan bahwa luas lahan panen dan jumlah produksi ubi cilembu mengalami penurunan.

Dari data tersebut terungkap, luas panen menurun sebesar 25 persen. Sementara jumlah produksi ubi juga menurun sebesar 24 persen pada tahun 2019 bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Penurunan ini diduga akibat pola penanaman ubi secara terus-menerus yang dilakukan oleh petani untuk memenuhi permintaan pasar.

Padahal pola tanam secara komersial seperti ini dapat menjadikan tanaman ubi cilembu rentan terserang hama.

"Selain itu, hal ini juga dapat berdampak pada terancamnya keunikan habitat (ecological niche) bagi kekhasan ubi cilembu,” ujar Siti.

Mahasiswa IPB University melakukan survei langsung di Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Sumedang pada tanggal 5 sampai 17 Juli 2022.

Survei dilakukan kepada 74 petani ubi cilembu yang masih aktif melakukan penanaman ubi.

Berdasarkan hasil survei, didapatkan bahwa terdapat 92 persen atau sebanyak 68 petani yang melakukan penanaman ubi lebih dari satu kali dalam setahun.

"Sehingga petani tersebut dikategorikan sebagai petani komersial. Sedangkan hanya delapan persen sisanya petani yang melakukan pola penanaman secara bergilir (sequential) sebagai upaya preservasi atau pelestarian,” ungkapnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved