Polisi Tembak Polisi
2 Fakta Soal Kantong Jenazah Brigadir J, Kaki Almarhum Dilipat hingga Ditegur Anggota di Rumah Sambo
Sopir ambulans mengungkap fakta soal kantong jenazah yang digunakan untuk membawa mayat Brigadir J dari rumah Ferdy Sambo di Duren Tiga ke rumah sakit
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: khairunnisa
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Ada dua fakta yang diungkap dari kantong jenazah Brigadir J saat dibawa dari TKP Duren Tiga menuju RS polri Kramat Jati pada 8 Juli 2022 lalu.
Diketahui, jenazah Brigadir J itu dimasukkan ke dalam kantong jenazah yang dibawa oleh sopir ambulans, Ahmad Syahrul Ramadhan.
Berdasarkan kesaksiannya di Pengadilan Negeri Jakarta, Senin (7/11/2022), Ahmad Syahrul Ramadhan mengungkap hal tak biasa yang ia lakukan pada Brigadir J agar bisa masuk ke kantong jenazah.
Tak hanya itu, kantong jenazah yang dibawa oleh Ahmad Syahrul Ramadhan itu juga dipertanyakan oleh anggota yang berada di rumah dinas Ferdy Sambo tersebut.
Berdasarkan kesaksiannya, Ahmad Syahrul Ramadhan menceritakan kronologi evakuasi Brigadir J dari lokasi penembakan di Duren Tiga menuju ke RS Polri Kramat Jati.
Ahmad Syahrul Ramadhan menjadi satu dari 12 saksi yang dihadirkan oleh JPU dalam sidang pembunuhan berencana Brigadir J dengan terdakwa Bharada E, Bripka Ricky Rizal dan Kuat Maruf di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Ia bersaksi melihat jasad pria dalam posisi telentang, mengenakan baju putih.
Ahmad Syahrul Ramadhan kemudian mengaku diminta untuk mengecek kondisi Brigadir J yang sudah berlumur darah oleh anggota yang berada di TKP.
"Lalu saya cek nadinya di leher sama di tangan, memang sudah tidak ada Yang Mulia," kata Ahmad Syahrul Ramadhan dilansir dari Kompas TV, Senin.
Dirinya mengungkap bahwa pertama kali melihat jenazah Brigadir J sudah dalam kondisi telentang dan mengenakan baju putih.
"Wajahnya ditutupin sama masker Yang Mulia, warna hitam," jelas pria berkemeja hitam itu.
Baca juga: Disemprot Hakim karena Pertanyakan Anting Saksi, Pengacara Kuat Maruf Diam Dengar Jawaban Viktor
Sejumlah orang di lokasi kemudian meminta Ahmad Syahrul Ramadhan mengevakuasi jasad Brigadir J.
Ia lantas mengambil kantong jenazah yang dibawa di mobil ambulans yang ia kendarai.
"Saya jalan tapi saya diikutin sama anggota, tapi tidak tahu namanya. Lalu saya ambil kantong jenazah di dalam mobil, masuk kembali ke dalam rumah lalu meminta izin untuk menggelar kantong jenazah tersebut," ungkapnya.
Ketika pertama kali menggelar kantong jenazah, Ahmad Syahrul Ramadhan mengaku ditegur oleh seseorang.
Orang itu menyoal tulisan di kantong jenazah yang ia bawa.
Menurut Ahmad Syahrul Ramadhan, kantong jenazah tersebut bertuliskan Korlantas Polri.
Ahmad Syahrul Ramadhan pun menjelaskan bahwa ia merupakan mitra kecelakaan Satlantas Jakarta Timur.
Dia biasa bertugas mengevakuasi korban kecelakaan atau tempat kejadian perkara.
Orang yang bertanya pada Ahmad Syahrul Ramadhan pun akhirnya mengerti.
"Oh iya iya mitra kepolisian Jakarta Timur, ya sudah Mas minta tolong langsung dibantu," kata dia menirukan suara anggota di rumah Ferdy Sambo.
Untuk memasukkan jasad ke kantong jenazah, Ahmad Syahrul Ramadhan dibantu oleh beberapa orang yang ada di TKP.
Saat itu, ia mengaku memegang kedua tangan jasad Brigadi J.
Namun ketika hendak dimasukkan, rupanya ukuran kantong jenazah tidak sesuai dengan panjang kaki Brigadir J.

Ahmad Syahrul Ramadhan lantas berinisiasi melipat kaki Brigadir J agar bisa masuk ke kantong jenazah.
"Karena kakinya terlalu panjang, gak muat di kantong jenazah yang biasa saya, saya lepit sedikit kakinya Yang Mulia biar bisa masuk ke kantong jenazah. Baru saya lepit sedikit, sudah masuk ke kantong, saya resleting," jelasnya.
Setelah itu, ia pun kemudian membawa kantong jenazah itu untuk dimasukkan ke dalam ambulans dengan menggunakan tandu dan dibantu anggota yang ada di sana.
Baca juga: Periksa Nadi Brigadir J, Sopir Ambulans Lewati Genangan Darah, Ada yang Keluar dari Kepala Almarhum
Syok Jenazah Brigadir J Masih Pakai Masker
Sebelumnya, Ahmad Syarul Ramadhan kaget saat melihat ada jenazah di rumah tersebut.
"Saya jalan melewati garis police lice, ada tangga, di samping tangga itu saya terkejut ada satu jasad, jenazah," kata Ahmad Syarul Ramadhan dilansir TribunnewsBogor.com dari Kompas TV, Senin (7/11/2022).
"Jenazah itu sudah berada di dalam kantung jenazah atau masih tergeletak ?" tanya hakim ketua Wahyu Iman Santoso.
"Belum, (masih) tergeletak berlumuran darah," jawab Ahmad.
Lebih lanjut, Ahmad pun mendeskripsikan kondisi jenazah yang ia lihat tergeletak di samping tangga tersebut.
Diungkap Ahmad, jenazah Brigadir J itu berlumuran darah dengan posisi mengenakan kaos putih dan wajahnya ditutupi masker hitam.
Mendengar cerita Ahmad, sang hakim terkejut.
"Saya disuruh sama anggota untuk mengecek nadi (Yosua), saya cek di leher sama di tangan, memang sudah tidak ada (berdetak)," kata Ahmad.
"Dia sudah lepas bajunya ?" tanya hakim Wahyu.
"Belum," pungkas Ahmad.
"Masih pakai baju putih itu ?" tanya majelis hakim lagi.
"Masih pakai baju putih, posisinya telentang, wajahnya ditutupin sama masker," ucap sang sopir ambulans.
"Ow ! Wajahnya ditutupi masker warna ?" tanya hakim Wahyu seraya tersentak kaget.
"Warna hitam yang mulia," jawab Ahmad.(*)