Polisi Tembak Polisi
Ragukan Keterangan Saksi Ferdy Sambo, LPSK Pertanyakan Kekompakan Para ART : Apakah Settingan?
Wakil Ketua LPSK Susilaningtias mengatakan, dirinya masih melihat adanya kejanggalan dari saksi-saksi yang dihadirkan di persidangan.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Soewidia Henaldi
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Susilaningtias mengatakan, dirinya masih melihat adanya kejanggalan dari saksi-saksi yang dihadirkan di persidangan.
Mulai dari kompak tidak hadir di sidang Bharada E, Ricky Rizal dan Kuat Maruf, hingga memberikan keterangan yang bertele-tele.
Tak hanya itu, ia juga mencurigai para saksi yang lancar saat menjawab pertanyaan dari pengacara Ferdy Sambo.
Ia pun mencurigai apakah ada settingan yang dilakukan oleh pihak tertentu untuk mengatur para ART ini dalam memberikan kesaksian di persidangan.
"Yang pertama saya masih ada kejanggalan soal saksi-saksi yang dihadirkan itu," kata Susilaningtias dilansir dari Perempuan Bicara di Youtube tvOneNews, Minggu (12/11/2022).
Ia mengatakan, pada sidang di hari Senin (7/11/2022) lalu, para saksi kompak tidak ada yang hadir.
"Yang hadir hanya profider dari XL, terus driver ambulans dan petugas PCR. Sementara itu semua gak hadir, itu ada apa?," kata dia.
Tak hanya itu, menurut dia para ART Ferdy Sambo ini juga cenderung berkelit saat memberikan kesaksian.
"Terus kemudian berkali-kali kalau kita mengikuti persidangan ini saksi-saksi ART ini berkali-kali juga bekelit dan bahkan hakim mengatakan jangan bohong. Jadi bukan kita nih yang ngomong, jadi langsung majelis hakim yang menyampaikan," bebernya.
Tak haya itu saja, kejanggalan lain yang terungkap saat persidangan juga menimbulkan kecurigaan bagi LPSK sendiri.
Baca juga: Elza Syarif Dapat Info Saksi Sambo Pakai Headset Saat BAP, Penampilan Susi Disorot : Pakai Hijab
"Masih banyak kejanggalan-kejanggalan yang saya ragukan, bahkan terakhir ketika tadi ya ada cuplikan bahwa kalau ditanya sama pengacara cepat sekali jawabnya, tapi giliran ditanya sama jaksa dan hakim lambat," urainya.
"Nah ini yang menurut saya ada apa, saya juga patut curiga sih sebenarnya, mereka ini ada apa. Adakah settingan tertentu berkaitan dengan itu," tandasnya.
Ia juga mengatakan, bagi LPSK, jika saksi tidak memiliki itikad mengungkap kejahatan, maka tidak layak dan tidak mungkin dilindungi.
"Karena kita tidak melihat kevalidan dari fakta-fakta dan kesaksian atau keterangan yang disampaikan oleh para ART ini, yang cenderung malah mengaburkan kejahatan yang ada, fakta-fakta yang ada," jelas dia.
Tak hanya itu, ia pun mengungkap bahwa dirinya pernah menawarkan perlindungan kepada Susi dan Kuat Maruf saat awal kasus ini muncul.
"Sebenarnya dulu pertama kasus ini muncul, kita menyampaikan kalau ada kebutuhan, pada saat itu saya hadir di rumahnya ibu PC. Saya sampaikan bahwa kalau memang ada saksi-saksi lain yang butuh dilindungi, kami siap," imbuhnya.
Namun kata dia, mereka saat itu tak ada satu pun yang muncul untuk meminta perlindungan LPSK.
"Nah ini tidak muncul, kan harapannya Kuat Maruf, Susi dan sebagainya itu bisa kami lindungi kalau benar-benar mereka dalam kondisi terancam terus kemudian berkomitmen dan beritikad baik. Tapi nyatanya tidak ada permohonan perlindungan itu kepada kami," tandasnya.
Elza Syarief Sebut Saksi Sambo Pakai Headset
Pengacara Elza Syarief yang menyoroti status Susi yang masih merupakan ART Ferdy Sambo.
“Kalau melihat kondisinya, Susi itu kan seorang pembantu yang masih dalam kekuasan dari terdakwa, dia terima gaji dan masih bekerja di sana, sehingga itu bisa dimaklumi,” tutur dia.
Ia juga mengatakan, sebetulnya yang berperan keras di sini adalah hakim, sebab hakim bisa memberi peringatan berkali-kali jika saksi melakukan suatu keterangan tidak benar dan itu kan bisa kelihatan.
“Pengalaman dari hakim dan jaksa itu bisa lihat bahwa dia menghapal BAP,” katanya.
Baca juga: Febri Diansyah Klaim Punya Bukti Pelecehan, Alasan Putri Tak Lakukan Visum Dipatahkan Kriminolog
Selain itu, ia juga mengaku mendapat informasi soal pemeriksaan di tingkat penyidikan bahwa ada saksi yang ketahuan menggunakan headset.
“Saya dapat informasi bahwa waktu membuat BAP itu pada waktu masih kekuasaan Sambo masih ada. Sehingga ada dipasang seperti headset sehingga menjawab ada yang mendikte,” jelas Elza Syarief.
Baca juga: Kompak dengan Ajudan Sambo, Susi Sebut Brigadir J Tempramental : Suka Marah-marah
Namun meski begitu ia tidak mengetahui apakah Susi juga melakukan itu saat di-BAP atau tidak.
“Sempat dibuka, waktu itu salah satu saksi yang mengaku hal ini, karena saya mengikuti semua. Tapi saya enggak tahu apakah Susi itu termasuk atau enggak. Ada salah satu saksi saya lupa namanya, sempat ketahuan oleh penyidik lalu dibuka,” bebernya.
“Informasi ini bisa dipertanggung jawabkan?,” tanya Balqis, sang host.
“Waktu itu dia bicara di persidangan, jadi ini indikasi apakah demikian. Saya tidak mengatakan Susi akan begitu. Tapi salah satu ajudannya diketahui oleh penyidik, itu dia katakan di persidangan,” jelas Elza Syarief lagi.

Ia pun mengungkap bahwa selama dirinya menjadi pengacara belum pernah ada kejadian tersebut.
“Selama saya belum pernah terjadi, karena kita pakai hp aja gak bisa kalau mendampingi penyidik,” kata dia.
Ia pun mengungkap kemungkinan lain jika Susi memang tidak memakai headset, berarti ia menghapal.
“Kalau tidak pakai headset, mungkin dia menghapal terus menerus, tapi logika dia tidak jalan karena mereka ini tidak sekolah tinggi,” tambah dia.
Kemudian dia juga menyoroti penampilan Susi yang mendadak menggunakan hijab saat di persidangan.
“Kita lihat kan di foto-foto itu Susi enggak pakai hijab, tapi khusus untuk di persidangan dia pakai hijab, sehingga kita menganalisa ada kesaksian ini pernah mengatakan pakai headset terus ketahuan, lalu dia tadinya gak pakai hijab jadi pakai hijab,” jelasnya.
Baca berita lain TribunnewsBogor.com di Google News