Memaknai Hari Pahlawan dengan Meresapi Pemikiran Gus Dur
Mujtaba Hamdi mengutarakan pentingnya segenap generasi muda untuk meneladani dan meneruskan buah pemikiran Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Direktur Eksekutif Wahid Foundation, Mujtaba Hamdi mengutarakan pentingnya segenap generasi muda untuk meneladani dan meneruskan buah pemikiran Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dalam konteks kebhinekaan.
Hal ini guna merawat dan meneruskan cita-cita persatuan Indonesia dari ancaman radikalisme yang menyurup kedalam wajah agama.
"Semangat Gus Dur sangat jelas, idenya tentang pribumisasi yaitu apapun kepercayaan kita, apapun keyakinan agama kita itu perlu dikontekstualisasikan dalam kebhinekaan Indonesia,” Minggu (13/11/2022).
Dia melanjutkan, pribumisasi yang dikemukakan oleh Gus Dur memiliki makna kontekstualisasi keyakinan agama dengan kebhinekaan Indonesia, beradaptasi dengan kebudayaan yang ada di Indonesia.
Mujtaba menilai, kontektualisasi inilah yang nantinya melahirkan semangat toleransi dan nasionalisme untuk menjaga serta merawat Indonesia dari segala ancaman ideologi transnasional.
“Artinya, ketika (ajaran agama) hadir di Indonesia maka jadi bagian dari Indonesia, beradaptasi, bertransformasi menjadi Islam Indonesia, Katolik Indonesia, Kristen Indonesia, dan seterusnya. Itu yang bisa kita teladani dari Gus Dur. Kepercayaan yang kita anut, kita kontektualisasikan dengan kebudayaan dan kebhinkeaan di indonesia,” jelasnya.
Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia ini juga mengutarakan peringatan Hari Pahlawan 10 November sejatinya memiliki dua makna penting.
Pertama, menandai semangat perjuangan bangsa Indonesia, bahwa bangsa ini tidak lahir, tidak terbentuk dan tidak terbangun dari ruang kosong, tapi dari perjuangan seluruh anak bangsa.
“Semangat ini perlu kita bawa bersama untuk mengisi kemerdekaan Indonesia dengan kreatifitas, dan karya yang terdepan. Sehingga semangat kepahlawanan ini kita serap, energi anak muda kita serap untuk membawa Indonesia semakin bersinar di dunia global,” ucap Mujtaba Hamdi.
Kedua, pahlawan di Indonesia ini terdiri dari banyak suku bangsa, banyak agama.
Hal ini menurutnya, menunjukkan semangat kebhinekaan sehingga perlu disadari bahwa kepahlawanan di Indonesia ini tidak didominasi oleh agama maupun suku bangsa manapun, tapi diiisi oleh elemen bangsa dari ujung Aceh hingga ujung Papua.
“Artinya 10 November sebagai Hari Pahlawan juga merupakan hari kebhinekaan dalam memperjuangkan bangsa ini,” ujarnya.
Oleh sebab itu, penting menurutnya untuk memberikan pemahaman kepada segenap anak bangsa, bahwa tugas yang perlu diemban saat ini adalah merawat Indonesia.
Dimana Indonesia dilahirkan dengan susah payah oleh para pendahulu, dari usaha-usaha sekelompok orang yang ingin mendeligitimasi kebhinekaan Indonesia.
“Ketika ada usaha untuk mendeligitimasi kebhinekaan Indonesia, nah itu perlu sama-sama untuk kita counter. Kita bukan counter orangnya, tapi mereduksi usahanya. Langkahnya yang berupaya mengikis filosofi kemerdekaan,” ungkapnya.