Polisi Tembak Polisi
Tunggu Bukti dari WhatsApp, Pengacara Brigadir J Singgung Ricky, Akan Ada Kebenaran yang Terungkap
Pengacara Keluarga Brigadir J, Martin Lukas Simanjuntak mengatakan, pihaknya menunggu bukti dari WhtasApp terkait kasus pembunuhan berencana.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: khairunnisa
"Kalau orang kan walaupun makhluk yang paling sempurna, dia itu bisa bertindak sesuai dengan hati dan kewenangan dia, pikiran kan. Tapi kalau bukti saintifik seperti digital forensik ataupun data dari provider, itu nggak bisa bohong, karena sudah terekam," jelasnya.
Martin pun menegaskan bahwa hingga saat ini suasana ketakutan akan sosok Ferdy Sambo masih sangat terasa di persidangan.
"Ada (ketakutan), orang saya dapat keterangan juga Richard Eliezer itu keluarganya katanya sempat mau dijemput sama pihak seberang, cuma keduluan dijemput sama Brimob. Kita bisa bayangin kalau keluarganya dijemput duluan sama Ferdy Sambo, gak ada barang itu di sini sekarang," tandasnya.
Brigadir J Korban Kekerasan Seksual?
Pakar Psikolog Forensik Reza Indragiri justru menduga bahwa jangan-jangan sebenarnya Brigadir J yang menjadi korban kekerasan seksual.
Hal itu, kata dia, dilihat dari pernyataan para saksi termasuk kuasa hukum Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi soal sifat dan kepribadian Brigadir J.
Menurut dia, keterangan para saksi soal Brigadir J yang tempramental dan lainnya bisa jadi sebagai imbas dari kekerasan seksual yang dialami oleh almarhum.
Sebab kata dia, apa yang dikatakan para saksi itu mendekati prilaku para korban kekerasan seksual.
Sementara itu Putri Candrawathi yang mengaku jadi korban kekerasan seksual, justru tidak memperlihatkan dirinya sebagai korban.
Ia pun berharap dugaan Brigadir J sebagai korban kekerasan seksual ini juga harusnya bisa dilakukan penyelidikan lebih dalam.
Baca juga: Elza Syarif Dapat Info Saksi Sambo Pakai Headset Saat BAP, Penampilan Susi Disorot : Pakai Hijab
Reza Indragiri awalnya menyinggung pernyataan para saksi soal sifat Brigadir J semasa hidup.
"Tidak hanya kepribadian ganda, kita simak kembali perkataan sejumlah saksi, mendiang Brigadir Yosua itu disebut pemarah alias tempramental, kemudian juga disebut suka dugem, suka minta dicarikan perempuan. Sehingga terkonotasi bahwa Brigadir Yosua ini punya akhlak yang sedemikan buruk terhadap lawan jenis," kata dia dilansir dari Apa Kabar Indonesia Malam di Youtube tvOneNews, Senin (14/11/2022).
Alih-alih menyudutkan Brigadir J, kata dia, tudingan itu justru mengarah bahwa almarhum merupakan korban kekerasan seksual.
"Kalau saya membayangkan, sebutan itu justru lebih lekat ke mendingan Brigadir Yosua sebagai korban kekerasan seksual, bukan pelaku kekerasan seksual," jelasnya.
Ia pun kemudian membandingkan tabiat dan perilaku Brigadir J itu dengan Putri Candrawathi yang mengklaim dirinya merupakan korban kekerasan seksual.
"Sepanjang sepemahaman saya, kecil sekali kemungkinan atau bahkan mungkin tidak ada orang yang mengaku sudah mengalami kekerasan seksual lalu mengekspose ke hadapan publik, ia perkenalkan dirinya lalu dia sebut namanya," kata Reza Indragiri.
Baca berita lain TribunnewsBogor.com di Google News