Temuan Mayat Satu Keluarga

Soroti Gelagat Dian Sisiri Rambut hingga Kasih Susu ke Mayat Ibunda, Ahli Singgung Gejala Sakit Jiwa

Gelagat Dian yang masih menganggap seolah-olah sang ibu masih hidup disorot pakar kriminologi Adrianus Meliala.

Penulis: khairunnisa | Editor: Vivi Febrianti
KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI
Polisi dan tim gabungan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di kawasan Kalideres, Jakarta Barat pada Rabu (16/11/2022). Gelagat Dian, salah satu keluarga yang tewas sebelum meninggal dunia dicurigai kriminolog 

Saat disentuh-sentuh, Margaretha bergeming.

Pegawai koperasi itu pun diam-diam menyalakan flash dari ponselnya dan melihat Margaretha sudah pucat serupa mayat.

Tak menunggu waktu lama, pegawai itu langsung keluar rumah.

"Begitu dilihat langsung teriak takbir Allahuakbar, ini sudah mayat. Itu tanggal 13 Mei 2022," kata Hengki.

Sebelum bergegas pergi, pegawai koperasi sempat mendengar cerita dari Dian bahwa Margaretha masih hidup.

Bahkan diakui Dian, ia masih meminumkan ibunya susu dan menyisiri rambut Margaretha yang mulai rontok.

Budiyanto Gunawan, salah satu korban tewas satu keluarga di Kalideres melakukan sedikitnya tiga hal aneh sebelum akhirnya ditemukan meninggal di rumah
Budiyanto Gunawan, salah satu korban tewas satu keluarga di Kalideres melakukan sedikitnya tiga hal aneh sebelum akhirnya ditemukan meninggal di rumah (Kolase Kompas.com)

Analisa Pakar Kriminologi

Gelagat Dian yang masih menganggap seolah-olah sang ibu hidup disorot pakar kriminologi Adrianus Meliala.

Kriminolog dari Universitas Indonesia itu menganalisa adanya dugaan gejala sakit jiwa pada Dian.

"Selain terkait ada keyakinan tertentu, nampaknya ada indikasi delusi juga. Anak yang memberi susu pada jenazah ibunya dan seterusnya, itu gejala sakit jiwa psikotik," ungkap Adrianus Meliala dikutip pada Selasa (22/11/2022) dari Kompas.com.

Lantaran dugaan terebut, Adrianus menyebut perlunya psikolog forensik menyelidiki karakter satu persatu anggota keluarga Rudyanto.

Baca juga: 3 Tingkah Aneh Om Keluarga Kalideres Sebelum Ditemukan Tewas, Jual Aset hingga Tutupi Kematian Ipar

Hal itu perlu dilakukan guna menginstruksikan suasana saat kejadian satu persatu kematian anggota keluarga Rudyanto tersebut.

Adrianus juga menyebut bahwa penyelidikan dalam kasus tersebut terbatas dilakukan.

Hal tersebut disebabkan seluruh pihak yang terlibat sudah tewas di rumahnya sendiri.

Guna mendalami kasus tersebut menurut Adrianus, perlu juga adanya observasi TKP dan penilaian 360 derajat terhadap semua orang yang pernah berkontak dengan korban.

"Semoga bisa dibentuk pandangan tentang suasana sebelum mereka mati," kata Adrianus.

Baca berita lain TribunnewsBogor.com di Google News 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved