Temuan Mayat Satu Keluarga
Fakta Satu Keluarga Tewas di Kalideres: Diperiksa 500 Jam, Makan Terakhir 3 Hari Sebelum Wafat
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Indonesia, dr Ade Firmansyah menerangkan, pihaknya telah memeriksa korban selama 500 jam.
Penulis: Damanhuri | Editor: Soewidia Henaldi
Bahkan, dari hasil pemeriksaan keduanya pun mengidap penyakit kronis.
"Bapak Budyanto dan ibu Dian yang memiliki tingkat kebusukan yang lebih dini dibanding Renny dan Rudy, masih didapatkan petunjuk yang jelas. Bapak Budyanto tampak adanya serangan jantung baru atau serangan jantung lama, bukti adanya penyakit penebalan pembuluh nadi di aorta (jantung)," imbuh dr Ade.
Baca juga: Terkuak! Polisi Beberkan Urutan Kematian Satu Keluarga di Kalideres, 4 Korban Idap Penyakit Serius

"Pada ibu Dian, didapatkan bukti yang sangat jelas adanya radang paru yang menahun atau kronis, serta adanya juga adanya rongga di dalam paru, penyakit menahun. Biasanya terbentuk karena TBC paru," sambungnya.
Dalam keterangan pers tersebut, dokter juga mengungkap fakta soal isu satu keluarga tersebut tewas karena kelaparan.
Berdasarkan hasil autopsi didapatkan hasil tidak mungkin satu keluarga tersebut meninggal karena kelaparan .
Sebab di jenazah Rudy dan Dian masih ditemukan makanan dalam feses.
"Pada bapak Budyanto dan Ibu Dian kita temukan adanya feses. Kita analisa, paling lama tiga hari dari sejak makan terakhir maka yang bersangkutan meninggal dunia. (Feses) Mengandung karbohidrat dan serat, nasi atau roti dan sayur-sayuran. Yang bersangkutan kita nyatakan Budyanto dan Dian telah makan setidaknya tiga hari sebelum meninggal dunia," kata dr Ade.
Dari hasil autopsi tersebut, dokter pun berhasil mengurutkan waktu kematian keempat korban.
"Urutan kematian dari keempat jenazah yang paling awal adalah Rudyanto, ibu Renny, bapak Budyanto dan terakhir ibu Dian," ujar dr Ade.
Pun dengan penyebab kematian keempat anggota keluarga, dr Ade juga mengurainya dengan jelas.
Sebab kematian Rudyanto dan Renny merupakan penyakit pada saluran cerna dan kelainan payudara. Budyanto karena serangan jantung yang baru atau akut. Ibu Dian karena gangguan pernapasan dan penyakit pernapasan yang kronis. Kami tidak menemukan tanda-tanda kekerasan," ucap dr Ade.
Baca juga: Misteri Tulisan Mantra di Kain Milik Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres, Pakar: Ada Tekanan Batin

Sementara itu, Kabid Kimbiofor Puslabfor Kombes Wahyu Marsudi menerangkan, keempat anggota keluarga tersebut tewas bukan karena tindak kejahatan orang lain.
"Di tubuh korban, kita tidak menemukan adanya bahan beracun dan berbahaya seperti pestisida, arsen, sianida. Jadi dari sisi forensik tidak menemukan adanya bahan beracun dari tubuh korban," ungkap Kombes Wahyu Marsudi dikutip TribunnewsBogor.com dari Kompas TV.
Namun dokter forensik menemukan obat kanker payudara di hati salah satu korban, yakni Margaretha.
"Tapi kita menemukan dari organ hepar milik Reni Margaretha kita temukan adanya tamoxifen, obat kanker payudara. Di TKP juga kita temukan cairan bening ternyata cairan tersebut terdeteksi mengandung tamoxifen. Tamoxifen bukan racun, itu obat," pungkas Wahyu Marsudi.(*)