Polisi Tembak Polisi
Ngaku Diperkosa, Sikap Putri Candrawathi Saat Dilecehkan Brigadir J Bikin Pakar Bingung: Diam Saja?
Pakar Hukum Pidana Asep Iwan Iriawan menilai ada beberapa hal yang tidak logis dari kesaksian yang disampaikan oleh Putri Candrawathi di persidangan.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Soewidia Henaldi
TRIBUNNEWSBOGOR.COM — Pakar Hukum Pidana Asep Iwan Iriawan menilai ada beberapa hal yang tidak logis dari kesaksian yang disampaikan oleh Putri Candrawathi di persidangan.
Ia juga mengatakan bahwa kasus pelecehan seksual yang disampaiakan Putri Candrawathi itu tidak ada hubungannya dengan pembunuhan terhadap Brigadir J.
Sebab menurut dia, meskipun benar Brigadir J melakukan pelecehan terhadap Putri Candrawathi, hal itu tidak akan meringankan hukuman para terdakwa.
Apalagi Putri Candrawathi tidak memiliki bukti apapun terkait dugaan pelecehan seksual tersebut.
Ia justru curiga apakah Putri Candrawati sengaja diam saat Brigadir J diduga melakukan pelecehan terhadap dirinya.
Asep Iwan Iriawan juga menyebut bahwa Putri Candrawathi konsisten dalam menyampaikan kebohongan.
"Kalau soal konsistensi, konsistensi bohong. Jadi kita amati, tampak oleh hakim sedang dipermainkan psikologisnya. Jadi pas ditanya tugas-tugas, latar belakang, nampak kebohongan-kebohongan tentang tugas Yosua," kata Asep Iwan Iriawan dikutip TribunnewsBogor.com dari Youtube metrotvnews, Selasa (13/12/2022).
Hal yang tidak logis menurut Asep Iwan Iriawan yakni soal posisi sopir yang menggantikan Ricky Rizal.
"Misal soal karungga, kemudian peralihan jabatan. Bayangkan masa yang menggantikan Ricky seorang anggota polisi diganti oleh seorang yang bukan kepolisian. Seseorang yang di Brebes itu, saya kira sudah menyalahi prosedur. Jadi ini tidak logis," ungkap dia.
Pada pemeriksaan Putri Candrawathi sebagai saksi, lanjut dia, harusnya pertanyaannya sederhana yakni apa yang ketahui terhadap ketiga terdakwa ini yakni Ricky Rizal, Bharada E dan Kuat Maruf ketika kejadian.
"Atau sejak di Magelang, Saguling dan Duren Tiga. Sebenarnya itu, dia akan membuktikan perbuatan terdakwa," ujarnya.
Baca juga: Putri Candrawathi Akui Lupa Tutup dan Kunci Kamar Saat Ganti Baju, Hakim Heran: Luar Biasa Ya
Namun pada pemeriksaan tersebut, hakim justru mencecar Putri Candrawathi seolah sedang pemeriksaan terdakwa.
"Tapi hakim nampaknya polanya sama dengan sebelumnya, walaupun pemeriksaan saksi, tapi seolah-olah seperti terdakwa," kata dia.
Apalagi kesaksian yang disampaikan oleh Putri Candrawathi ini sama dengan ajudan dan ART-nya.
"Polanya PC ini sama dengan KM dan RR, (menjawab) tidak tahu, menyangkal, tidak terus terang," tuturnya.
Ia mengatakan, mungkin saja Putri Candrawathi akan lancar menerangkan soal pelecehan seksual.
"Tapi menurut saya tidak ada kaitannya. Walaupun ada perkosaan, pelakunya sudah meninggal secara hukum tidak diproses. Apalagi kalau enggak ada perkosaannya. Kalau ada, itu dua hal yang berbeda, untuk ngapain ngejar itu," jelas dia.
Jika memang pelecehan seksual itu benar adanya, kata dia, kenapa Ferdy Sambo tidak meleporkan perbuatan Brigadir J.
"Kenapa suaminya ada proses waktu yang tidak dilakukan tindakan. Misalnya melapor, malah nyuruh orang lain untuk menghajar," ujarnya.
Ia pun menduga bahwa hakim sesungguhnya sudah mengetahui kebohongan yang disampaikan oleh Putri Candrawathi.
"Jadi ada kebohongan yang terus akan berlanjut, dan hakim pun sudah tahu. Tapi hakimnya ingin tahu juga, kepo hakimnya. Urusan hasrat, urusan sahwat tidak berpengaruh terhadap mayat," jelas dia.
Baca juga: Putri Candrawathi Kekeuh Jadi Korban Pelecehan Brigadir J, Hakim Bingung Membuktikannya
Apalagi pada dugaan pelecehan seksual ini, kata dia, Putri Candrawathi tidak memiliki bukti apapun.
"Katakanlah ada, ya buktinya kalau orang diperkosa itu harus ada saksinya. Walaupun ada UU PPKS baru, tapi perbuatannya sebelum PPKS. Nah sekarang alat buktinya apa, misalnya yang paling gampang visum," kata dia.
Selain visum yang tidak ada, Putri Candrawathi juga tidak memiliki saksi yang melihat kejadian tersebut.
Sehingga ia meragukan kesaksian Putri Candrawathi soal pelecehan seksual tersebut.
"Perbuatan itu kan KM gak tahu, RR gak tahu, Susi juga. Minimal ada teriak lah, menjerit lah, ketakutan, ini diem. Pasti kan pertanyaannya nikmat atau laknat," tandas dia.
(*)