Temuan Mayat Satu Keluarga
Mengulik Kondisi Rumah Mayat Satu Keluarga Kalideres, Banyak Baju Bermerek hingga Kulkas 4 Pintu
Diduga mengalami kesulitan ekonomi, nyatanya keluarga Kalideres ini masih memiliki sejumlah barang mahal di dalam rumahnya.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Soewidia Henaldi
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Penyelidikan kasus temuan mayat satu keluarga Kalideres, Jakarta Barat sudah dihentikan oleh Kepolisian.
Namun, alasan keempat keluarga itu meninggal dunia dan tak dimakamkan masih menjadi perbincangan publik.
Sempat beredar dugaan bahwa keluarga tersebut meninggal karena kelaparan.
Namun hal itu dibantah oleh pihak polisi yang menangani kasus tersebut.
Nyatanya keempat anggota keluarga itu meninggal dunia karena sudah usia dan penyakit yang mereka derita.
Meski begitu, jelang akhir hayatnya, keluarga tersebut memang disebutkan mengalami penurunan ekonomi.
Hal itu terbukti dengan aktivitas keluarga tersebut yang menjual barang-barang mereka semasa hidup.
Mulai dari mobil, AC, kulkas, hingga blender.
Meski tidak menemukan adanya bahan makanan di rumah korban, namun polisi menemukan adanya bungkus makanan di belakang rumah.
Diduga mengalami kesulitan ekonomi, nyatanya keluarga Kalideres ini masih memiliki sejumlah barang mahal di dalam rumahnya.
Mulai dari baju bermerek ternama, Christian Dior hingga kulkas empat pintu.
Dikutip TribunnewsBogor.com dari Youtube Official iNews, Kamis (15/12/2022), Aiman tampak mengunjungi bagian dalam rumah keluarga Kalideres.
Baca juga: Isi Pesan Aneh dari Ponsel Milik Satu Keluarga Kalideres: Kita Bisa Lulus Kalau Bisa Lampaui Ujian
Ia masuk ke dalam kamar yang merupakan lokasi ditemukannya mayat Rudyanto Gunawan, sang kepala keluarga yang meninggal paling pertama.
Tampak kamar tersebut berisi satu buah kasur dan dua lemari pakaian.
Di atas kasur tersebut bahkan masih terbentuk jejak keberadaan jenazah Rudyanto Gunawan di atas kasus yang beralasakan plastik tersebut.
"Masih terbentuk seperti manusia ya, ini kepala kalau Anda lihat, ini tangan, ini badan, dan ada sarung," kata Aiman.
AC yang ada pada ruangan tersebut juga tampak sudah dicopot dan dijual oleh korban yang saat itu masih hidup.
Sebelum keluar dari kamar, Aiman pun tampak membuka lemari pakaian yang ada di ruangan tersebut.
"Barang-barang sudah dirapikan semua," kata Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya, AKBP Indrawienny Panjiyoga.
"Tidak ada barang-barang yang mencurigakan?," tanya Aiman.
"Tidak ada," jawab Indrawienny Panjiyoga.
Ia lalu membuka lemari tempat digantungkan beberapa jaket dan baju laki-laki.
Aiman lalu mengambil beberapa baju yang tergantung dan terkejut melihat mereknya.
Baca juga: Usaha Anak Keluarga Kalideres Bertahan Hidup, Isi Rekening Jadi Alasan Tak Bisa Makamkan Ayah Ibu
"Ini merek mahal lumayan ini," kata Aiman sambil memperlihatkan sebuah kemeja.
Ia juga memperlihatkan sebuah kaos polo dengan mereka yang mahal juga.
"Bahkan ini merek Italy, dan artinya bukan keluarga tidak punya, bukan keluarga susah begitu ya," kata Aiman.
Aiman kemudian menanyakan buku-buku mantra yang ternyata sudah diamankan oleh penyidik.
"Bukan mantra, itu buku dari beberapa agama, jadi salah satunya ada tentang agama Islam, Injil lalu tentang agama Budha, sama ada buku tentang haram halalnya babi," kata Indrawienny Panjiyoga.
Padahal yang tercantum pada KTP, kata dia, keempat anggota keluarga tersebut beragama Kristen.
Ia juga menyebut bahwa buku yang ditemukan bukan semuanya tentang pengobatan.
"Bahkan ada tentang sholat tahajud, dan ada beberapa menyan, amalan-amalan Ki Buyut Sakti, sajennya kopi, aer jeruk, aer teh, jeruk," tuturnya.
Kemudian Aiman juga melihat ke arah dapur mereka dan menemukan tidak ada makanan, tapi ada beberapa makanan yakni nasi bungkus dan bakso.
"Ini yang menunjukkan bahwa memang bukan kelaparan, dan bukan tidak makan, terbukti dengan adanya bungkus nasi di sini," kata Aiman.
Setelah itu, Aiman pun melihat ke bagian dalam rumah dan tampak terdapat sebuat kulkas berukuran besar.
Baca juga: Bukan Sekte, Satu Keluarga di Kalideres Jalani Ritual Baca Surat Yusuf: Supaya Mendapat Karisma
Aiman lalu membuka kulkas dan tampak kosong tersebut.
"Kulkasnya memang betul kosong, tapi memang tidak punyakemampuan untuk membeli atau seperti apa? Kalau kita lihat kan ini kulkasnya kulkas mahal ini, empat pintu," kata Aiman.
"Tadinya ada 2, yang satu sudah dijual," ujar Indrawienny Panjiyoga.
"Ada perubahan ekonomi yang drastis dari yang bersangkutan?," tanya Aiman lagi.
"Kemungkinan dengan menjual barang itu, kami prediksinya untuk makan, untuk makan sehari-hari," jawab Indrawienny Panjiyoga.
"Tapi bukan mati karena kelaparan atau pembunuhan ya," jelas Aiman.
Baca berita TribunnewsBogor.com lainnya di Google News