Perkuat Ekosistem di Desa, IPB University Ingin 1.000 Perguruan Tinggi Terlibat Ketahanan Pangan
10 PT yang sudah ditunjuk sebagai koordinator wilayah termasuk IPB University sudah melakukan programnya di 119 desa seluruh Indonsia. IPB University
Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Reynaldi Andrian Pamungkas
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Rektor IPB University Prof Arif Satria targetkan 1.000 Perguruan Tinggi (PT) Seluruh Indonesia ikut terlibat dalam ketahanan pangan Indonesia melalui program One Village One CEO (OVOC).
Hal itu dikatakan olehnya usai acara Diseminasi Program Matching Fund Patriot Pangan Kampus Merdeka di IPB International Convention Centre, Selasa (27/12/2022) sore.
Menuruf Arif, saat ini, pihaknya tengah menyiapkan langkah koordinasi agar seluruh PT di Indonesia mendukung program ini.
"Saya diminta untuk memimpin rektor dalam rangka mensuport ketahanan pangan. Sehingga mulai dari 10 PT. Itu dimulai pertengahan tahun sebagai koordinator wilayah. 2023 seluruh PT Indonesia kita koordinasikan," kata Arif saat dijumpai TribunnewsBogor.com, Selasa.
Arif menjelaskan, lewat program OVEC, PT di Indonesia mampu memberikan kontribusinya kepada program ketanahanan pangan di Indonesia.
PT juga bisa memberikan kesempatannya kepada mahasiswa agar berinovasi menciptakan sesuatu yang berbasis pangan dengan menggandeng petani binaan yang ada di desa.
Saat ini, 10 PT yang sudah ditunjuk sebagai koordinator wilayah termasuk IPB University sudah melakukan programnya di 119 desa seluruh Indonsia.
IPB University juga dalam program ini bertujuan untuk mengoptimalkan pangan lokal, mengembangkan teknologi dan sistem insentif usaha pengolahan pangan lokal, memperkenalkan jenis pangan baru, mengembangkan diversifikasi usaha tani, meningkatkan ketersediaan dan akses benih dan benih tanaman.
Tidak hanya itu, OVOC juga mengoptimalkan pemanfaatan lahan termasuk pekarangan, memperkuat ekosistem usaha desa dan pengembangan industri pangan berbasis pangan lokal.
"Jadi sistemnya produksi lalu pasar. Karena kalau produksinya aja repot kalau gaada pasar. Terbukti, dari 119 desa yang sudah diterapkan program ini sebagian desa sudah ekspor," tambahnya.
199 desa itu diharapkan terus maksimal dalam program yang digagas ini.
Baca juga: Sistem Pangan Indonesia Masih Ketergantungan Impor, IPB University Turun Tangan Mengubah Tren
Beberapa daerah, kata Arif, terus diterapkan program ini dan alhasil beberapa desa produknya bakal siap ekspor tahun ini.
"Sekarang kita mendampingi Desa di Garut untuk ekspor. Kemudian pupuk kompos Cipanas sudah ekspor ke delamapan negara. Kopi 11 negara. Nanas dua negara. Kita persiapan ekspor sayur lagi di Jawa Barat," jelasnya.
"Kita juga sudah diberikan pasar oleh Indomaret. Buah-buahan hasil binaan kita salah satunya Pepaya sudah masuk pasar Indomaret," imbuhnya.
Meski begitu, Arif berharap, 2023 mendatang menjadi tahun yang sempurna bagi pelaksanaan program OVOC ini.
Pihaknya terus berkoordinasi dengan PT lain seluruh Indonesia agar segera menjalankan program ini demi mendukung program ketahanan pangan di Indonesia.
"Insyaalah banyak PT yang terlibat. Kita terus koordinasi. Saat ini, kita sedang siapkan proposalnya," tandasnya.