Kisah Penjual Lepet Legendaris Bogor, Berharap Menu Makananya Tak Tergerus Zaman
Lepet merupakan makanan berbahan dasar beras yang dicampur kacang dimasak ke dalam santan, kemudian dibungkus menggunakan daun janur.
Penulis: Wahyu Topami | Editor: Yudistira Wanne
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Wahyu Topami
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CARINGIN - Berwisata kuliner di kawasan Puncak Bogor tak lengkap jika belum mencicipi kuliner lepet.
Lepet merupakan makanan berbahan dasar beras yang dicampur kacang dimasak ke dalam santan, kemudian dibungkus menggunakan daun janur.
Khusus di Bogor, ada lepet legendaris yang sudah ada sejak tahun 1960an.
Ya, lepet legendaris itu bernama Warung Lepet Pak Ace Bu Tati yang berlokasi di Simpang Cikereteg Jalan Raya Bogor - Sukabumi.
Mulanya warung ini dibangun oleh Pak Ace tahun 1960 sampai 1970an, kemudian dibuka lagi warung tersebut oleh sang anak yaitu Agus pada 1998.
Agus menceritakan bagaimana mulanya ia membuka kembali warung lepet yang sempat tutup selama lebih dari 20 tahun tersebut.
"Awal si ya berat, karena pas saya buka tahun 1998 itu kan reformasi jadi lumayan berat lah," ujarnya.
Pada tahun tersebut warung yang dibukanya tidak begitu dikenali orang, walaupun Lepeut waktu itu masih tergolong sangat sedikit yang berjualan.
Baca juga: Rekomendasi 5 Kuliner Bogor untuk Pecinta Soto Kuning, Harganya Mulai Rp 15 Ribu-an
Medio 2000an warungnya mulai dikenal, setiap harinya hampir 2 karung beras ia produksi jadikan makanan tradisional tersebut.
"Dulu mah konsumennya dari berbagai daerah, orang-orang yang mau ke Sukabumi pada mampir," ujarnya
Seiring berjalannya waktu bahan-bahan pokok termasuk bahan untuk membuat lepet ikut melonjak naik akhirnya penjualan lepet ikut menurun. Dari 2 karung beras tersebut dikurangi menjadi sekarung beras.
Namun hambatan tidak berhenti disitu, pada 2017 saat Tol Bocimi diresmikan oleh Presiden Joko Widodo penjualan Lepeut Legendaris ini benar-benar mengelami penurunan yang sangat drastis.
Baca juga: Daftar Kuliner Bogor Legendaris, Cita Rasanya Masih Terjaga hingga Kini
"Saat tol diresmikan saja penjualan benar-benar sangat menurun, 50 persen pembeli berkurang," sambungnya pada TribunnewsBogor.com
Kini yang mulanya ia menghabiskan 1 sampai 2 karung beras untuk membuat Lepeut dalam sehari, sekarang hanya menghabiskan 18 liter beras saja dalam sehari.
"Mudah-mudahan bisa ramai kembali dan harga kebutuhan pokok juga bisa murah atau stabil kembali," ungkap Agus.(*)
5 Rekomendasi Kuliner Bakso Legendaris di Bogor, Ada yang Sudah Eksis Lebih dari Setengah Abad |
![]() |
---|
Kuliner Viral di Bogor, Cireng Prasmanan Brothers Tawarkan 50 Rasa Unik yang Bikin Penasaran |
![]() |
---|
Gagal Nyalip, Sepeda Motor Terlindas Truk Aqua di Ciawi Bogor, Pengendara dan Penumpang Luka-luka |
![]() |
---|
Bukan Bakso Biasa, Ini Rahasia Kenikmatan Bakso Tahu Jun yang Sudah Eksis 24 Tahun di Bogor |
![]() |
---|
Cobain Nikmatnya Sate Padang Ajo Soldi di Bogor, Resep Asli Minang Sejak 1994: Empuk dan Gurih |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.