Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Ramai Isu Penculikan Anak, Pelajar di Desa Malasari Bogor Diantar Jemput Orang Tua

Anak sekolah di Kampung Citalahab Central, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor harus melakukan upaya lebih agar tetap bisa belajar.

Penulis: Muamarrudin Irfani | Editor: Yudistira Wanne
TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani
Ade Suryadi sedang mengantarkan anaknya ke sekolah dari Kampung Citalahab Center ke Kampung Nirmala, Desa Malasari, Kabupaten Bogor, Rabu (8/2/2023) 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, NANGGUNG - Anak sekolah di Kampung Citalahab Central, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor harus melakukan upaya lebih agar tetap bisa mengenyam pendidikan.

Pasalnya, mereka harus menempuh perjalanan ke sekolah yang berada di kampung sebelah yang berjarak 3 kilometer.

Biasanya, mereka menuju sekolahnya dengan berjalan kaki, sedangkan untuk mencapai sekolahnya membutuhkan waktu kurang lebih satu jam.

Medan yang mereka lalui pun tak semulus seperti jalan di perkotaan. Mereka berjalan kaki di atas jalan rusak dengan material bebatuan terjal.

Karena belakangan ini ramai isu penculikan anak, para orang tua yang khawatir pun akhirnya melakukan pengawasan ketat terhadap anak-anaknya dengan cara melakukan antar jemput ke sekolah.

Hal tersebut dilakukan oleh satu orang tua siswa dari Kampung Citalahab Central, Ade Suryadi (45).

Setidaknya ia harus bolak balik menempuh perjalajan untuk mengantarkan ketiga anaknya sekolah.

"Sekarang mau engga mau orang tuanya sekarang pada jemput, biasanya ramai-ramai jalan kaki. Saya kadang bisa dua sampe tiga kali, kan ada yang kelas 2 SD, ada yang kelas 4 SD, sama SMP," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (8/2/2023).

Untuk mengefisiensi tenaga dan waktu, Ade Suryadi memiliki cara tersendiri untuk mensiasatinya.

Ia mengatur waktu keberangkatan terhadap ketiga anaknya sehingga dapat menghemat waktunya.

"Kalau pagi nganterin yang kelas 2 sama kelas 4 dulu, nanti jam 10 nganterin yang SMP, sekalian pulang jemput yang kelas 2, nanti yang kelas 4 pulangnya sekalian sama yang SMP," katanya.

Walaupun sudah terbiasa melintasi jalan tersebut, dirinya tak memungkiri bahwa untuk melewati jalan tersebut membutuhkan tenaga ekstra.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved