Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Tak Diperhatikan Pemerintah, Fasilitas Kesehatan di Malasari Bogor Minim, Warga Ngeluh Aksesnya Jauh

Untuk tiba ke balai desa saja, warga Citalahab Central harus menempuh jarak setidaknya 17 kilometer dengan kontur jalan bebatuan dan membutuhkan waktu

Penulis: Muamarrudin Irfani | Editor: Reynaldi Andrian Pamungkas
TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani
Perkampungan Citalahab Central, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, jauh dari pusat perbelanjaan dan pelayanan kesehatan, Rabu (7/2/2023) 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, NANGGUNG - Berada jauh dari pusat perkotaan, menjadikan warga Kampung Citalahab Central, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor memiliki berbagai persoalan.

Mulai dari akses jalan yang rusak belasan kilometer, tidak adanya pusat perbelanjaan, hingga minimnya fasilitas kesehatan

Untuk tiba ke balai desa saja, warga Citalahab Central harus menempuh jarak setidaknya 17 kilometer dengan kontur jalan bebatuan dan membutuhkan waktu tempuh kurang lebih 1,5 jam menggunakan sepeda motor.

Kemudian, karena tidak adanya pusat perbelanjaan, warga setempat terpaksa harus pergi ke pasar yang cukup jauh.

Merka hanya memiliki dua pilihan, pilihan pertama mengunjungi pasar yang berada di wilayah Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor atau pergi ke pusat perbelanjaan yang berada di Sukabumi, Jawa Barat. Karena memang Desa Malasari sendiri berbatasan langsung dengan Sukabumi.

Selain itu, minimnya fasilitas kesehatan juga menjadi suatu permasalahan bagi warga Citalahab Central selama ini.

Jika terdapat warga yang mengalami sakit ringan saja, mereka harus menempuh perjalanan sekitar 3 kilometer untuk bisa mendapatkan perawatan tenaga medis.

"Dulu ada bidan dari pemerintah dari Malasari, itupun seminggu cuma dua kali Rabu sama Jumat, sekarang total enggak ada kalau dari pemerintah itu. Paling kalau sekarang berobat ke bidan yang dari perkebunan teh," ujar ketua RT Setempat, Ade Suryadi beberapa waktu lalu.

Jika ada warga yang mengalami sakit keras dan harus dilarikan ke rumah sakit, di situlah permasalahan yang sebenarnya datang.

Ade Suryadi mengaku dilema dalam mengambil keputusan pada saat seperti itu.

Pasalnya, di wilayahnya tidak ada ambulans yang standby, jadi, ketika ada warga yang sakit harus mencari mobil sewaan terlebih dulu.

Ia mengatakan tidak bisa mengandalkan mobil siaga desa dari Pemerintah Kabupaten Bogor karena belum mampu mengakomodir kebutuhan masyakat dalam kondisi seperti itu.

Baca juga: Manfaatkan Tumbuhan Sekitar Rumah, Warga Malasari Bogor Sulap Daun Jadi Kerajinan Bernilai Ekonomis

"Kadang sewa, karena kan mobil siaga desa cuma ada satu, sementara desa kita luas jadi kadang-kadang rebutan. Itupun lama, karena dari balai desa bisa 2 jam itu baru sampe sini, bayangkan kalau ada yang mau melahirkan ya lumayan itu," ungkapnya.

Dengan kondisi seperti itu, warga sangat berharap pemerintah dapat memberikan solusi terhadap permasalahan warga selama ini.

"Salah satu yang mereka butuhkan saat ini itu akses jalan, apalagi kalau musim ujan jangankan untuk keluar ke desa, mau nganter anak sekolah aja berat rasanya, jalannya berbatunya becek licin," tandasnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved