IPB University Gelar Focus Group Discussion, Bahas Tata Kelola Kawasan Puncak Bogor
IPB University bersama para pakar lintas disiplin dan pelaku usaha menggelar Focus Group Discussion (FGD)
Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Naufal Fauzy
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CISARUA - IPB University bersama para pakar lintas disiplin dan pelaku usaha menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tajuk ‘Pengembangan Kawasan Puncak yang Berkelanjutan: Melestarikan Kawasan Puncak dan Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Regional’.
Forum ini membahas arah pengelolaan kawasan Puncak agar mampu menyeimbangkan kepentingan ekologi, ekonomi, dan sosial secara berkelanjutan.
Dari hasil FGD ini, Kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, memiliki peran strategis ganda sebagai kawasan konservasi lingkungan sekaligus destinasi wisata nasional.
Secara hukum, wilayah ini berstatus Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang berarti pengembangan wisata berbasis ekologi sah dilakukan selama tetap menjaga fungsi konservasi.
Namun, tumpang tindih kewenangan dan ketidakselarasan regulasi antara pemerintah pusat dan daerah telah menimbulkan ketidakpastian hukum bagi pelaku usaha dan investor, sehingga diperlukan langkah penyelarasan yang lebih terintegrasi.
Dekan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB University, Prof Dr Sofyan Sjaf mengatakan, bahwa pembangunan di kawasan Puncak bukan sekadar soal investasi, tetapi tentang melindungi ekosistem strategis, menjaga identitas budaya, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kawasan ini harus menjadi contoh sinergi antara ekologi dan ekonomi. Kita perlu membuktikan bahwa pembangunan bisa berjalan tanpa merusak alam,” kata Prof Sofyan dalam keterangan tertulis yang diterima TribunnewsBogor.com, Minggu (26/10/2025).
IPB University memberikan contoh terkait tempat wisata yang menerapkan hal tersebut yakni Eiger Adventure Land yang berlokasi di Kawasan Megamendung.
Eiger menerapkan ekowisata berkelanjutan yang mengusung prinsip 5P (People, Planet, Prosperity, Peace, Partnership) dan 7E (Ekologi, Etnologi, Ekonomi, Edukasi, Estetika, Etika, Entertainment).
Dari aspek lingkungan, EIGER Adventure Land menerapkan pendekatan konservasi dan inovasi.
Dimana satu tiket diganti dengan satu buah pohon.
Dalam sesi hukum dan tata kelola lingkungan, sejumlah ahli dalam forum ini menilai bahwa pencabutan izin terhadap beberapa pelaku usaha di kawasan Puncak, termasuk EIGER Adventure Land, perlu ditinjau ulang.
“Karena ditemukan indikasi ketidaksesuaian prosedur,” ujarnya.
Para pakar hukum dan lingkungan sepakat bahwa langkah yang lebih konstruktif adalah melalui rencana aksi perbaikan (Corrective Action Plan), bukan pencabutan izin.
“Selama tidak ditemukan pelanggaran berat terhadap lingkungan,” ujarnya.
Forum FGD ini menyampaikan pesan penting bahwa menjaga Kawasan Puncak bukanlah sekadar pilihan, melainkan merupakan kebutuhan dan panggilan bersama.
“Di balik hijaunya lereng dan sejuknya udara, tersimpan tanggung jawab besar untuk merawat sumber kehidupan yang memberi manfaat bagi jutaan orang,” tandasnya.
| Angkat Potensi Lokal dan Perempuan Desa, Pemkab Bogor Luncurkan Festival Tangkil 2025 |
|
|---|
| Tak Hanya Perpindahan Penduduk, Mentrans Ingin Transmigrasi Ciptakan Ekonomi Inklusif Berkelanjutan |
|
|---|
| 10 Kontrakan di Cileungsi Bogor Hangus Dilalap Api, Penyebab Diduga Akibat Konsleting Listrik |
|
|---|
| Evaluasi Uji Coba CFD di Jalan Tegar Beriman, Dishub Kabupaten Bogor Incar Retribusi Parkir |
|
|---|
| Melihat AWS Alat Pengukur Cuaca di Sekolah Insantama Bogor, Orangtua Bisa Jaga-Jaga Sebelum Hujan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.