Ramadhan 2023
Jejak Islam: Mengenal KH Asyari Bakom, Kyai Kharismatik di Bogor
Jejak Islam kali ini membahas tentang KH Asyari Bakom yang merupakan seorang kyai kharismatik dan memiliki pengaruh besar di kalangan masyarakat Bogor
TRIBUNNEWSBOGOR.COM – Berikut Jejak Islam tentang KH Asyari Bakom, seorang kyai kharismatik di Bogor yang memiliki banyak murid.
KH Asyari Bakom atau yang lebih dikenal dengan sebutan Mama Bakom merupakan seorang kyai kharismatik yang memiliki pengaruh besar di kalangan masyarakat.
Beliau telah membimbing ribuan murid dengan ketulusan dan keikhlasannya. Sehingga beliau diberikan gelar Waliyullah al-Asyari.
KH Asyari Bakom adalah pengikut Tarekat Qodiriyah wa An Naqsyabandiyah yang berasal dari Banten. Beliau memulai syiar Islam di Bogor sejak kedatangannya.
Beliau mendedikasikan hidupnya dalam mendidik dan membimbing umat Islam melalui berbagai kegiatan keagamaan, khusunya melalui tabligh, pesantren, dan majelis ilmu.
Kelahiran KH Asyari Bakom tidak diketahui secara pasti, namun berdasarkan keterangan dari salah satu keturunnya yaitu KH Tubagus Kholidi, KH Asyari Bakom hidup satu kurun dengan KH Bakri Plered, yang berdasarkan catatan sejarahnya beliau dilahirkan pada tahun 1850-an.
KH Asyari Bakom merupakan keturunan kyai dan bangsawan. Meskipun demikian, KH Asyarai Bakom tidak bersikap sombong dan takabur.
Baca juga: Jejak Islam: Ziarah ke Makam Mbah Arya Baya, Penyebar Agama Islam di Bogor
Sejak kecil, KH Asyari Bakom mendapatkan pendidikan dan bimbingan keislaman dari sang ayah. Kemudian, beliau diberangkatkan ke Surabaya untuk belajar di sana.
Setibanya di pesantren daerah Surabaya, KH Asyari Bakom kemudian dititipkan kepada pimpinan pesantren tanpa diberikan bekal karena keterbatasan yang dimiliki oleh ayahnya.
Namun kondisi tersebut tidak mematahkan semangat beliau untuk belajar.
Beliau membiaya hidupnya sendiri selama di pesantren. Salah satunya dengan menulis Al Quran dan menjualnya dengan bayaran mahal yang setara harga satu pasang kerbau.
Dari keterampilannya dalam menulis dan menjual Al Quran, KH Asyari Bakom kemudian memiliki banyak kerbau.
Dari rezeki tersebut, beliau berkesempatan untuk menunakan ibadah haji bersama gurunya. Beliau memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menuntut ilmu kepada para ulama di Mekkah.
Saat di Mekkah, KH Asyari Bakom didatangi oleh KH Muhiyan yang memiliki seorang putri bernama Eko, kemudian beliau dinikahkan dengan putri tersebut dan memiliki 7 orang anak.
Setelah kepulangannya dari Mekkah, KH Asyari Bakom berniat untuk mendirikan pesantren di daerah Cibereum, Cisarua yang merupakan daerah tempat tinggal istrinya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.