Program YRC 2023 Ekotifa Sukses Buat Murid SMA Plus YPHB Kota Bogor Berinovasi
Program Youth Research Camp (YRC) 2023 milik Ekowisata Kreatif Indonesia (Ekotifa) sukses membuat ratusan pelajar dari kelas XI SMA Plus YPHB.
Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Yudistira Wanne
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR UTARA - Program Youth Research Camp (YRC) 2023 milik Ekowisata Kreatif Indonesia (Ekotifa) sukses membuat ratusan pelajar dari kelas XI SMA Plus YPHB Bogor miliki inovasi.
Inovasi ini tercipta, usai YRC 2023 dilaksanakan selama satu minggu di Dieng, Wonosobo beberapa waktu lalu
YRC 2023 sendiri adalah sebuah program wisata edukatif yang berbasis pada perhatian sosial budaya dan lingkungan alam di suatu kawasan wisata yang diinisiasikkan oleh Ekowisata Kreatif Indonesia (Ekotifa).
Ekotifa yang merupakan salah satu usaha sosial yang bergerak di bidang wisata yang juga menginisiasi lahirnya Baik Heritage menjadi pilot leader keberlangsungan YRC 2023 bersama SMA Plus YPHB.
44 Pelajar SMA YPHB Plus pun mempertunjukan beragam hasil riset, inovasi, dan solutif yang ditemukan saat program Yout Research Camp (YRC) ini, pada Sabtu (25/2/2023) siang tadi.
44 pelajar ini merupakan pelajar kelas XI jurusan IPA dan IPS yang lolos berdasarkan hasil kurasi dari 223 orang yang terbagi dalam 44 kelompok.
Dihadapan dewan juri, mereka mempresntasikan hasil riset baik yang berbasis Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahan Sosial.
"Ini sesuai dengan visi misi SMA YPHB. Mulai dari berpikir kritis serta bisa memunculkan inovasi untuk kebutuhan masyarakat Bogor. Tapi, kita kan risetnya diluar. Tapi, temuan disana bisa diterapkan disini (Kota Bogor)," kata Kepala SMA Plus YPHB Bogor Joko Pitoyo kepada TribunnewsBogor.com, Sabtu (25/2/2023) siang tadi.
Untuk murid jurusan IPA yang saat ini lolos kurasi dan mempertunjukan hasil risetnya yakni, mulai dari Alternatif mengurangi dampak CO2 di Dieng dengan MUVL ((Moss UV Light System), pemanfaatan Bunga _Salvia Leucantha_ sebagai Reducter Air Pollution, Optimasi Pestisida Nabati Daun Pepaya Gunung Vasconcellea pubescens Terhadap Hama Ulat.
Lalu, formulasi Bioplastik dari Pati Kentang yang Tidak Lolos Spesifikasi (Defect Product) dengan Penambahan Kitosan dan Gliserol sebagai Upaya Penanggulangan Masalah Sampah Plastik di Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah.
Sedangkan untuk peserta IPS, mulai dari
pemanfaatan Bulu Domba Batur Untuk Meningkatkan Ekonomi Masyarakat Dieng Kulon, D'Card, Media Belajar Pengenalan Kebudayaan dan Pariwisata Dieng.
Lalu, kajian Komponen Pariwisata Telaga Merdada sebagai Destinasi Nomadic Tourism, serta Audio Guide: Solusi Peningkatan Ancillary di Museum Kailasa.
"Mereka dalam program ini, risetnya 3 bulan. Nah, dua bulan sebelumnya kemudian 7 hari di Dieng dan selebihnya satu bulan penyusunan laporan. Ini adalah tahao akhir dan pengujian hasil risetnya selama di Dieng keberhasilannya," jelas Joko.
Joko pun membeberkan, tujuan dari YRC ini sendiri yakni mempersiapkan bekal bagi para peserta didiknya menjelang perguruan tinggi nanti.
PENGAKUAN Seniman Soal Anggaran Tugu Biawak Wonosobo, 11 Kali Lebih Murah dari Bambu Getah Jakarta |
![]() |
---|
Penampakan Domba Jumba di Bogor, Beratnya Sampai 135 Kilogram, Kelapa Setinggi Dada Manusia |
![]() |
---|
Bukan Mistis, Ini Fakta Viral Bus Kuning Asal Brebes Mendadak di Kuburan, Polisi Beri Penjelasan |
![]() |
---|
3 Kasus Viral Guru Diduga Pukul Murid, Kejadian di Bogor Paling Plot Twist, Sang Guru Masih Sembunyi |
![]() |
---|
Tuduh Pak Guru Pukuli Anaknya, Inilah Sosok Ortu Siswa SD Viral di Wonosobo, Ternyata Orang Terkenal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.