Sebelum di Cikereteg Bogor, Jembatan Bailey Sempat Dipopulerkan Pada Perang Dunia II

Jembatan sementara (Bailey) yang terbentang di Jalan Raya Bogor-Sukabumi merupakan solusi sementara imbas runtuhnya jembatan Cikereteg.

Penulis: Wahyu Topami | Editor: Yudistira Wanne
TribunnewsBogor.com/Wahyu Topami
Jembatan Bailey Cikereteg, Jembatan Sementara yang dibangun Akibat Amblasnya Jembatan Cikereteg. 

Laporan wartawan TribunnewsBogor.com Wahyu Topami

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CARINGIN - Jembatan sementara (Bailey) yang terbentang di Jalan Raya Bogor-Sukabumi merupakan solusi sementara imbas runtuhnya Jembatan Cikereteg.

Secara historis, jembatan tipe ini dikembangkan pada periode 1940–1941 oleh militer Inggris selama Perang Dunia II dan digunakan oleh satuan teknisi militer Inggris, Kanada dan Amerika Serikat.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Direktorat Jenderal Binamarga PUPR, Rendra Yudhi Agustian menjelaskan perihal jembatan Bailey tersebut.

"Jembatan Bailey merupakan jembatan rangka baja pra-fabrikasi yang bersifat portabel. Jembatan tersebut biasanya digunakan dalam situasi mendadak, sebelum dibangun jembatan permanen," ujarnya, Selasa (14/3/2023).

Dalam hal ini dibangunnya jembatan Bailey ialah langkah tepat yang dilakukan oleh PUPR guna menunjang aktivitas warga yang akan melintasi jalan Raya Bogor-Sukabumi.

"Jembatan Bailey yang dibangun di jalan raya Bogor-Sukabumi ini memiliki panjang 69 meter dan lebar 4 meter," sambungnya pada TribunnewsBogor.com.

Baca juga: Arus Lalu Lintas di Area Jembatan Cikereteg Bogor Macet, Pengendara Harus Bergantian untuk Melintas

Dengan kondisi yang terbatas tersebut, maka pihaknya mengimbau kepada seluruh pengendara kendaraan berat untuk tidak melintasi jembatan Bailey ini.

"Kita bekerjasama dengan Dinas Perhubungan (Dishub) dan kepolisian guna mengantisipasi adanya kendaraan berat yang melintas karena jembatan Bailey ini kan terbatas beban maksimalnya hanya 8 ton," ungkapnya.

Baca juga: Bailey Jembatan Cikereteg Bogor Hanya dilalui Mobil Kecil, Kendaraan Besar Dialihkan ke Tol Bocimi

Untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal di luar teknis pihaknya menugaskan beberapa personel untuk berjaga selama 24 jam.

"Kalau untuk dari PUPR sendiri kita menugaskan 24 jam ada piket dan dari penyedia jasa sendiri juga menyediakan 24 jam ya piket dan kita juga dibantu dari Polres juga dishub," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved