Ramadhan 2023

Ramadhan 2023: Mengunyahkan Makanan untuk Bayi Saat Puasa, Apa Hukumnya?

Mengunyahkan makanan untuk bayi di bulan puasa Ramadhan 2023 diperbolehkan asal tidak melakukan hal ini. Berikut hukum mengunyahkan makanan untuk bayi

Editor: Tsaniyah Faidah
kompas
Mengunyahkan makanan dan mencicipi masakan selama ibadah puasa Ramadhan 2023 ada hukumnya, bisa batal bila tertelan. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Bagi umat Muslim saat Ramadhan 2023 wajib untuk melakukan ibadah puasa.

Selama melakukan ibadah puasa Ramadhan 2023, hendaknya tidak melakukan hal yang dapat membatalkan ibadah puasa, seperti memasukan sesuatu melalui lubang-lubang, salah satunya mulut.

Lantas, bagaimana hukumnya bila seorang ibu membantu mengunyahkan makanan untuk anaknya?

Terkadang ada kalanya anak memerlukan bantuan ketika sedang makan, terutama bagi bayi yang masih kesulitan untuk mengunyah.

Dilansir dari NU Online, mengunyahkan makanan atau memasukkan makanan ke dalam mulut tidak akan membatalkan uasa selama tidak tertelan.

Hal ini diperbolehkan jika memang ada kebutuhan-kebutuhan tertentu, seperti mengunyahkan makanan atau mencicipi masakan.

Namun, sekali lagi perlu diingat makanan tidak boleh sampai tertelan.

Karena apabila tertelan, bisa membatalkan puasa.

Baca juga: LINK Download Jadwal Imsakiyah, Adzan Maghrib, dan Waktu Subuh Ramadhan 2023 untuk wilayah Bogor

Syekh Sulaiman al-Jamal dalam Hasyiyatul Jamal menjelaskan,

(قَوْلُهُ: وَهُوَ مَكْرُوهٌ) وَكَذَا الذَّوْقُ مَكْرُوهٌ أَيْضًا اهـ رَشِيدِيٌّ وَهَذَا إذَا كَانَ لِغَيْرِ حَاجَةٍ أَمَّا لَهَا فَلَا يُكْرَهُ كَأَنْ يَذُوقَ الطَّعَامَ مُتَعَاطِيهِ لِغَرَضِ إصْلَاحِهِ فَلَا يُكْرَهُ وَإِنْ كَانَ عِنْدَهُ مُفْطِرًا آخَرُ؛ لِأَنَّهُ قَدْ لَا يَعْرِفُ إصْلَاحَهُ مِثْلَ الصَّائِمِ اهـ. ع ش عَلَى م ر

Artinya: “Redaksi ‘kemakruhan mengunyah’, begitu pula mencicipi makanan, hukumnya juga makruh. Demikian kata Rasyidi. Kemakruhan mencicipi makanan tersebut apabila tidak ada kebutuhan yang mendesak. Jika memang ada kebutuhan mendesak, hukumnya juga tidak makruh seperti orang mencicipi makanan untuk mengetahui sudah enak atau belum, hukumnya tidak makruh meskipun mempunyai konsekuensi membatalkan (jika tertelan) karena semacam orang puasa tidak akan bisa mengetahui makanan sudah lezat atau belum (kecuali dengan mencicipi). Demikian menurut Ali Sibromulisi atas Ramli.”

Syekh Al-Umrani dalam al-Bayan (3/534) memaparkan,

ويكره للصائم مضغ الخبز، فإن كان معه صبي يحتاج إلى مضغ الخبز له.. لم يكره؛ لأنه موضع ضرورة، فإن نزل إلى حلقه.. أفطر

Artinya: “Dimakruhkan bagi orang yang berpuasa mengunyah roti. Jika dia bersama anak kecil yang membutuhkan bantuan kunyahan, maka tidak dimakruhkan, karena posisinya adalah darurat. Apabila sampai masuk tenggorokan, puasanya batal.”

(Tribunners/Birgitta Gryzelldiez Diandrastie)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved