Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Menilik Eksistensi Roti Kanung Asal Kota Bogor Saat Bulan Ramadan, Penjualan Bisa Tembus 1.000 Roti

Eksistensi Roti Kanung yang berlokasi di belakang RS Ummi, Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, tidak bisa diragukan lagi.

Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Yudistira Wanne
TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat
Pembuatan Roti Kanung yang tetap eksis sampai saat ini, Sabtu (1/4/2023). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR SELATAN - Eksistensi Roti Kanung yang berlokasi di belakang RS Ummi, Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, tidak bisa diragukan lagi.

Sudah hampir setengah abad atau sejak tahun 1974 Roti Kanung ini beredar di masyarakat luas.

Tidak hanya masyarakat Kota Bogor saja, luar Kota Bogor pun kepincut dengan roti yang memang usaha keluarga ini.

Deretan foto artis yang terpajang di dinding toko tidak bisa dianggap kecil bagi eksistensi Roti Kanung yang memang sering disebut oleh-oleh khas Timur Tengah.

Eksistensi Roti Kanung itu pun tidak bisa diragukan lagi saat bulan Ramadan 2023 ini.

Dipabrik rumahan yang lokasinya tidak begitu luas, Ramadan 2023 menjadi momen Roti Kanung tetap eksis sebagai oleh-oleh khas Timur Tengah yang diburu untuk berbuka puasa.

"Alhamdulillah yang paling banyak roti cane, kita sebut roti konde. Itu (konde) mulai minggu pertama puasa memang nggak terlalu besar. Tapi, sekarang melonjak lebih dari bulan sebelumnya," kata Cholid Askar pemilik Roti Kanung saat dijumpai TribunnewsBogor.com, Sabtu (1/4/2023).

Biasanya, sebelum Ramadhan 2023 Konde hanya terjual 400-500 an.

Tapi, konde yang memang namanya terdengar agak unik ini, bisa mencapai 1.000 lebih.

"Roti konde dan asyidah. Sebelum Ramadan 400-500 an. Minggu kedua ketiga 1000 lebih. Itu terjual diseluru Indonesia, ama cabang sendiri di Jakarta, Bandung, Cilacap," jelas Cholid.

Untuk konde sendiri memang eksistensinya tidak bisa diragukan lagi.

Sejak berdiri setengah abad lalu, konde atau Roti Cane ini memang menjadi roti khas dari Kanung sebelum roti dengan nama lain bermunculan.

"Kita bikin secara natural aslinya. Jika ada rasa varian, kita diversifikasi produk saja. Karena market yang meminta," ungkap Cholid.

Barulah disitu, Roti yang diberi nama Konde ini bisa bersaing dipasaran.

Satu memang karena namanya unik, satu lagi memang berkat konsistensi dari Roti Kanung itu sendiri.

"Insya Allah itu karena kita menjual taste (rasa). Kalau taste sudah kena, kita pertahankan itu agar dapur tetap menyala," tambah Cholid.

Namun, jauh sebelum itu, dalam mempertahankan eksistensi,

Roti Kanung tentu saja mendapat tantangan tersendiri.

Mulai dari karyawan yang kerap tidak sesuai keinginan, sampai tempat lain yang memang menjiplak usaha ini.

Diingatan Cholid, dirinya pernah mendapati dua hal tersebut sejak merintis usaha yang berawal dari orangtuanya ini.

Cholid pun tidak kehabisan akal untuk tetap mempertahankan eksistensi Roti Kanung ini.

Awalnya Cholid belum bisa menerima bahwa semua pekerjaan dikerjakan dengan manual.

Namun, seiring berjalannya waktu, mesin pembuat roti kerap dianggap tidak maksimal dalam proses pembuatan.

"Karena SDM sulit kompeten, awalnya machinery, apa-apa selalu dibuat secara mesin. Sempat pekerjakan difabel, hasilnya lebih baik daripada yang mesin. Lebih amanah, tahu diri, dan sebagainya," tegas Cholid.

Cholid pun bertekad agar eksistensi Roti Kanung ini tetap terjaga.

Caranya, kata Cholid, dengan memeprtahankan taste atau rasa Timur Tengah.

"Kita kebetulan makanan khas Timur Tengah.  Makanan besar kayak nasi kebuli, mandhi, khabsah. Minumannya berbau rempah. Camilannya seperti roti cane, martabak bau khas mesir," ungkapnya.

Hal itu nampaknya bisa dikatakan berhasil sampai saat ini.

Salah satu pelanggan Roti Kanung, dengan nama Rosyid misalnya.

Dia jauh-jauh datang dari Kota Jakarta hanya untuk membeli beberapa roti.

"Dari Jakarta ke Bogor mampir dulu ke sini. Roti maryam dan sambosanya terkenal enak. Sekali belanja 6-10 sering beli," kata Rosyid saat dijumpai di Roti Kanung.

Namun, bulan Ramadan ini, diakui Rosyid daya beli Roti Kanung agak sedikit menurun.

Dirinya pun untuk mensiasati agar tetap bisa menikmati Roti Kanung ini mengumpulkan roti agar tidak usah jauh-jauh ke Kota Bogor selama puasa ini.

"Kalau bulan puasa nggak terlalu, tapi kita kumpulin. Sekali ke sini borong banyak, dimasukin ke freezer. Sambosa dan roti maryamnya enak," tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved