Awal Ramadhan Sama Kok Idul Fitri Berbeda? Cendekiawan Ungkap Jawaban Melalui Aplikasi Canggih Ini
Cendekiawan muslim bernama Agus Mustofa menjelaskan alasan ilmiah kenapa lebaran Idul Fitri Muhammadiyah dan NU tahun 2023 berbeda
Penulis: khairunnisa | Editor: Reynaldi Andrian Pamungkas
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Hari Raya Idul Fitri sebagian umat muslim di Indonesia disinyalir akan berbeda-beda.
Sebab Muhammadiyah telah menetapkan 1 syawal atau Hari Raya Idul Fitri pada esok hari, Jumat (21/4/2023), sementara NU dan pemerintah baru akan menggelar sidang isbat pada hari ini, Kamis (20/4/2023).
Diprediksi, hasil sidang isbat pemerintah akan menetapkan Idul Fitri pada Sabtu (22/4/2023).
Melaksanakan puasa Ramadhan serentak pada 23 Maret 2023, kenapa Idul Fitrinya berbeda-beda?
Terkait pertanyaan tersebut, seorang Cendekiawan Muslim bernama Agus Mustofa mengurai penjelasan detail.
Melalui kanal Youtubenya, penulis sekaligus mantan wartawan itu pun menjelaskan alasan perbedaan 1 syawal Muhammadiyah dan NU serta pemerintah.
Tak cuma menjelaskan, Agus juga memperlihatkan sebuah aplikasi yang ia gunakan guna memprediksi waktu Ramadhan dan Syawal.
Aplikasi canggih tersebut bernama Stelarium.
"Kita menggunakan aplikasi stelarium, kita bisa melihat kejadian di angkasa terkait dengan benda langit, di manapun di muka bumi dan kapanpun semuanya sudah bisa diprediksi dengan sangat akurat. Dia menggunakan algoritma gynius yang digunakan NASA," kata Agus Mustofa dilansir TribunnewsBogor.com dari kanal Youtube-nya pada Kamis (20/4/2023).
Langsung menunjukkan simulasi menggunakan aplikasi stelarium, Agus memperlihatkan posisi bulan dan matahari di hari ini.
Baca juga: Tata Cara Puasa Syawal Serta 6 Keutamaan yang didapatkan, Salah Satunya Pahala Setara Satu Tahun
Dalam simulasi tersebut tampak Gerhana Matahari terjadi pada pukul 11.13 Wib.
Fenomena Gerhana Matahari itulah yang diakui Agus sebagai penanda hari terakhir bulan Ramadhan.
"Ini adalah tanggal 20 April 2023 hari terakhir Ramadhan. Kalau kita lihat dalam algoritma gynius, maka ijtima atau konjungsi, bulan segaris dengan bumi dan matahari itu terjadi jam 11 siang. Kita akan menyaksikan gerhana matahari, ini sangat fenomenal karena jarang terjadi Gerhana Matahari Hybrida (perpaduan antara gerhana cincin dan gerhana total)," ungkap Agus Mustofa.
"Jam 11.12, kita lihat di depan matahari ada bulan. Matahari dalam ketinggian 70 derajat di atas horison. Bulan berada di depan matahari, menghalangi cahaya matahari," sambungnya.
Dijelaskan oleh Agus, Gerhana Matahari menurut penganut hisab wujudul hilal adalah tanda dari berakhirnya bulan Ramadhan.
| Perayaan 1 Dekade Bertajuk Ecoheroes Day, Tribun Bogor Beri Penghargaan untuk Pegiat Lingkungan |
|
|---|
| Rayakan 1 Dekade TribunnewsBogor.com Bersih-bersih Sungai Ciliwung, Angkut 322 Kilo Sampah |
|
|---|
| Sosok Pemuda Bejat yang Lecehkan Wanita Saat Sedang Sholat, Fetish Pelaku Terbongkar Lewat Isi HP |
|
|---|
| Bikin Bangga! Atlet Beladiri Hapkido Kota Bogor Torehkan Prestasi, Bawa 6 Medali Emas dan 1 Perak |
|
|---|
| Tak Ada Gerhana Matahari Lagi di Tahun Ini, Berikutnya Pada Februari 2026 |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bogor/foto/bank/originals/agus-mustofa-cendekiawan.jpg)