Jelang Hari Raya Idul Adha, Pengrajin Tusuk Sate di Rumpin Bogor Kebanjiran Order

Hari Raya Idul Adha bagi umat muslim selalu identik dengan sate. Sebab, daging hewan kurban sapi maupun kamping nantinya akan dibagikan ke warga.

Penulis: Muamarrudin Irfani | Editor: Yudistira Wanne
TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani
Aisyah (35), pengrajin tusuk sate rumahan di Kampung Talaga, Desa Sukasari, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Sabtu (24/6/2023). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, RUMPIN - Hari Raya Idul Adha bagi umat muslim selalu identik dengan Sate.

Sebab, daging hewan kurban sapi maupun kamping nantinya akan dibagikan ke warga sekitar.

Karena daging yang melimpah itulah biasanya dimanfaatkan oleh warga untuk dibuat hidangan Sate.

Di balik sate yang nikmat tersebut, ada pengrajin tusuk Sate yang mendapat berkahnya.

Salah satunya adalah Aisyah (35), pengrajin tusuk sate rumahan di Kampung Talaga, Desa Sukasari, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor.

Ia mengatakan, di wilayahnya banyak pengrajin tusuk sate, hal itu terjadi karena sudah turun temurun.

"Bikin ini dari masih gadis, bisa bikin ini dari orang tua, turun temurun," ujarnya saat dijumpai TribunnewsBogor.com, Sabtu (24/6/2023).

Ia menerangkan, dalam sehari mampu menghasilkan hingga lima pasang tusuk sate, yang mana setiap pasangnya berjumlah 200 batang tusuk sate.

"Panjangnya ini 22 cm, memang ada ukurannya, kalau kependekan pada komen yang belinya katanya suka panas pas lagi bakar satenya," katanya.

Adapun bahan baku yang digunakan untuk membuat tusuk sate ialah menggunakan jenis Bambu Tali.

Sebab, kata dia, Bambu Tali lebih mudah ketika diserut menggunakan pisau cutter dibandingkan jenis bambu lainnya.

"Kalau pakai Bambu Andong yang besar itu keras pas di lancipinnya. Bambunya beli tiga batang Rp 50 ribu. Satu batang bisa jadi 20 pasang kalau yang besar," jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, menjelang Hari Raya Idul Adha peminatnya meningkat dibandingkan hari-hari biasa.

Masih kata dia, jika hari biasanya menjual sekitat 150 pasang dalam sebulan, ketika menjelang Hari Raya Idul Adha ia bisa menjual hingga 50 pasang perminggu.

"Ada orang yang ngambil ke sini nanti buat di jual lagi ke tempat lain. Hari biasa seminggu sekali ngambilnya kalau mau lebaran bisa dua hari sekali ngambilnya," katanya.

Aisyah menjual tusuk satenya dengan harga Rp 3 ribu perpasang. Meski begitu, kata dia, keuntungan yang didapatkanya terbilang lumayan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved