'Allahu Akbar' Jeritan Korban Selamat saat Disiksa Oknum Paspampres usai Diculik dari Tokonya
Korban penculikan yang dikumpulkan dibagasi belakang diminta bergantian untuk pindah ke kursi tengah untuk disiksa jika tak memberikan uang tebusan
Penulis: Damanhuri | Editor: widi bogor
Menurutnya, ada empat orang yang datang ke toko tempat ia berjualan, satu diantranya menggunakan baju polisi dilengkapi senjata api yang disebutnya sebagai Praka RM, dan tiga lainnya mengenakan kemeja putih.
Mereka datang dengan wajah tertutup masker.
"Mereka mengaku dari polisi, dan saat berada di mobil, mereka mengaku dari Polda," kata ZF.
Ia bercerita, empat orang tersebut mengamankan handphone, uang di dalam laci toko termasuk di dalam celana, dan barang-barang berharga lainnya.
ZF mengaku jika kasus yang dialaminya berhubungan dengan bisnis obat Tramadol termasuk tiga orang lainnya yang ditangkap bersama saat itu.
"Satu orang lagi bukan, dia kalau tidak salah satpam di stasiun kereta api, orang Aceh juga. Dia dilepas dan tidak dipukul, tetapi uangnya semua habis dikuras," kata dia.
Meski penangkapannya itu terkait dengan bisnis Tramadol, tetapi ZF mengaku tidak tahu bagaimana hubungan Praka RM dan komplotannya dalam bisnis tersebut.
"Saat ditangkap itu, kami sudah menawarkan uang koordinasi yang akan diberikan rutin, tetapi dia tidak mau. Mereka hanya minta disediakan uang," tutur ZF saat ditemui di salah satu warung kopi di Banda Aceh seperti dilansir dari Serambinews.com, Senin (28/8/2023).
ZF bercerita, usai ditangkap dirinya dan seorang warga Aceh lainnya diperintahkan membuka baju di dalam mobil dengan mata ditutup kain serta diperintahkan tidur di bagasi belakang.
Baca juga: FAKTA BARU : Oknum TNI Penculik Imam Masykur Ngaku Polisi, Korban Dibunuh Karena Tak Ditebus

Sementara warga Aceh lainnya yang disekap bersama ZF ada yang menyetorkan Rp 6 juta dan yang paling besar Rp 21 juta.
"Jadi mereka memeriksa handphone kami, dan mencari kontak yang berhubungan dengan uang. Kami disuruh hubungi untuk meminta kembali uang itu," ujarnya.
ZF bersama empat orang lainnya dilepas pukul 02.00 WIB dini hari.
Mereka diturunkan di pintu tol keluar, terminal kampung rambutan.
Karena tak memiliki uang sepeser pun, ZF lalu mendatangi Alfamart meminta tolong agar dipesankan Grab, dan dibayar saat sampai di rumah.
"Saat itu saya putuskan pulang kampung. Saya pulang 20 hari kemudian, hanya mengandalkan fotokopi kartu keluarga karena KTP, SIM, handphone diambil mereka," tambah ZF.
Baca juga: TERUNGKAP! Korban ke-Dua Penculikan Dibuang di Tol Cikeas Bogor, Oknum Paspampres Sempat Ketakutan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.