Ratusan Makam Dibongkar

FAKTA Jasad yang Dikubur Puluhan Tahun Utuh & Wangi saat Dibongkar di Bogor, Bukti Nyata Maha Kuasa

Pasalnya dari ratusan jasad yang diangkat dari makam, tujuh diantaranya menuai sorotan. Tujuh jasad itu tampak utuh saat diangkat dari liang lahat.

Penulis: Reynaldi Andrian | Editor: widi bogor
TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani
Berikut fakta mengenai jasad yang utuh dan wangi saat diangkat dari makam yang sudah menguburnya selama puluhan tahun di Desa Kalong I dan Desa Kalong II, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, makam tersebut diangkat karena tanah kepemilikan PLN 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Sebanyak ratusan makam di Desa Kalong I dan Desa Kalong II, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor yang dibongkar imbas dari tanah kepemilikan PLN.

Namun, dalam pembongkarannya ada yang menarik dan tidak lazim.

Pasalnya dari ratusan jasad yang diangkat dari makam, tujuh diantaranya menuai sorotan.

Tujuh jasad itu tampak utuh saat diangkat dari liang lahat.

Bahkan, bukan hanya utuh saja, jasad itu juga tercium wangi.

Berikut beberapa fakta dari penjelasan ulama, ustadz hingga keluarga jasad.

Ketujuh jasad yang utuh dan wangi setelah dikubur selama lebih dari 20 tahun itu bernama Sanijan, Suarma, Nurjanah, Sama, Mariam, Tarmudi, dan Supendi.

Bahkan, lima dari tujuh jasad tersebut berasal dari satu keluarga yang sama.

Mereka berasal dari tiga generasi mulai dari kakek, bapak, adik, anak, dan cucu.

Salah satu keluarga jasad yang juga ketua RT 07 Desa Kalong I, Satria mengatakan bahwa jasad yang wangi adalah ayah dan kakaknya.

"Yang wangi itu jasad bapak saya Suarma sama kakak saya Nurjanah, wanginya kayak melati gitu," akui Satria, Ketua RT 07 saat ditemui TribunnewsBogor.com.

Menurutnya, sang ayah dahulunya merupakan seorang pandai besi.

Lalu, sang kakak semasa hidupnya berprofesi sebagai guru ngaji.

Baca juga: Pak Ustadz Ungkap Amal Baik Dari Jasad di Leuwisadeng Bogor yang Utuh dan Wangi Ketika Dibongkar

"Yang (jasadnya) masih utuh Mariam, Mariam itu adik dari bapak saya," pungkas Satria.

Penjelasan pak ustadz

Salah satu tokoh masyarakat setempat, Ustadz Tatang Sumantri menjelaskan bahwa ketujuh jasad itu semasa hidupnya memiliki profesi dan pribadi masing-masing.

Hal itu bisa ia ungkapkan karena Ustadz Tatang Sumantri adalah salah satu saksi hidup saat beberapa jasad tersebut masih hidup.

Menurutnya, salah satu jasad yang bernama Suarma merupakan sosok yang rajin bersedekah.

Almarhum juga berprofesi sebagai pengembala kerbau dan pandai besi.

"Kehidupannya biasa, tapi kalau sodakoh engga tanggung, keliatan engga punya uang tapi kalau untuk sedekah selalu ada," ujarnya saat dijumpai TribunnewsBogor.com, Rabu (24/9/2023).

Baca juga: Diluar Nalar Manusia Mengungkap Misteri Jasad Wangi Melati yang Terkubur Puluhan Tahun di Bogor

Sementara itu, masih di keluarga Suarma juga, Mariam merupakan seorang guru ngaji.

Menurutnya, semua orang di desa sudah mengetahui sosok baik Mariam.

Bahkan, Almarhumah pun ibadahnya tidak pernah terlewat.

"Bu Mariam kesehariannya guru ngaji, jarang ngumpul sama orang lain, di mata masyarakat itu baiklah," katanya.

"Orang-orang udah pada tau kalau dia engga pernah ketinggalan ibadahnya," pungkasnya.

Penjelasan Ketua MUI Kabupaten Bogor

Makam jasad yang masih utuh dan wangi ketika dipindahkan karena berada di lahan milik PLN di Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, Selasa (5/9/2023).
Makam jasad yang masih utuh dan wangi ketika dipindahkan karena berada di lahan milik PLN di Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, Selasa (5/9/2023). (TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani)

Sementara itu, Ketua MUI Kabupaten Bogor, KH Ahmad Mukri Aji menjelaskan, fenomena ini adalah bukti dari kuasa sang Pencipta.

Menurutnya, ketujuh jasad ini memiliki amalam baik semasa hidupnya.

Bahkan, fenomena ini juga sudah tercantum dalam ayat suci Al Quran.

"Jadi yang mulus-mulus itu ciri khasnya, siapun dia baik itu ulama, orang biasa yang memang hatinya bagus, sanubarinya itu terbebasan dari degki, iri hati, sesuatu yang tidak baik, kemaksiatan," ujarnya saat dikonfirmasi TribunnewsBogor.com, Rabu (6/9/2023).

"Barang siapa yang baik amal solehnya, kebaikanya itu maka Allah akan berikan kepadanya kehidupan yang bahagia, yang sangat diridhoi oleh Allah, ini adalah yang diridhoi, karena secara teori akan habislah secara fisiknya, dijagalah oleh Allah, ini diluar dari nalar manusia," katanya.

"Akan tetapi, barang siapa yang timbangan amalnya, kebaikannya tipis, sedikit, ya pasti tempat kembalinya itu adalah kerusakan, neraka Hawiyah namanya," tambahnya.

Fenomena ini, kata KH Ahmad Mukri Aji adalah bukti nyata dari sang maha kuasa atas apa yang terjadi semaha hidup manusia dan akan dibalas setelah meninggal dunia.

Baca juga: Heboh Temuan Jasad di Bogor Utuh Setelah Dikubur 30 Tahun, Ustaz Abdul Somad Bongkar 2 Penyebabnya

"Prinsipnya bahwa Allah akan buktikan baik didunia, apalagi di akherat nanti akan kebaikan-kebaikan setiap hambanya. Semakin soleh, semakin baik, amal ibadahnya banyak amal sodakohnya dia akan beda dengan yang tidak banyak amal solehnya," pungkasnya.

Penjelasan Ustaz Abdul Somad (UAS)

Sementara itu, dalam ceramahnya yang diunggah oleh akun Youtube Zaid Malonga, UAS menjelaskan penyebab dari fenomena ini.

Penjelasan yang ia beberkan ini didapatkan dari para ahli dan dokter.

Menurutnya, terdapat dua penyebab jasad masih utuh dan wangi.

"Kata sebagian pakar bumi dan kata dokter, pada beberapa jenazah yang ditemukan utuh katanya terjadi pengapuran. Berubah kulit itu jadi kapur. Cacing tidak mau makan kapur karena itu bukan makanan dia. Itu alasan logisnya dari beberapa dokter yang saya baca," ungkap Ustaz Abdul Somad.

Lalu, penyebab lainnya berdasarkan hadits nabi, yang dimana ada jasad yang diharamkan oleh Allah jasadnya dimakan cacing tanah.

Baca juga: Jasad di Leuwisadeng Utuh dan Wangi Setelah 30 Tahun, Bukti Balasan dari Amal Baik ? Ini Kata MUI

"Tapi dalam hadits nabi, solawat kalian akan dibawa ke makamku. Lalu sahabat tanya 'bagaimana mungkin solawat kami dibawa ke makammu, kamu kan sudah mati dimakan cacing tanah'. Dijawab nabi 'Allah mengharamkan tanah memakan jasad para nabi'. Jadi dua-dua ada dalilnya, secara hadits nabi dan akal," pungkas UAS.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved