Kisah Pedagang Es Lilin di Puncak Bogor, Kakek Abdullah 20 Tahun Keliling Bawa Jajanan Melegenda
Diusianya yang sudah tak lagi muda, Kakek Abdullah tetap berusaha berjualan Es Lilin keliling di kawasan Puncak Bogor.
Penulis: Wahyu Topami | Editor: Damanhuri
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Wahyu Topami
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, MEGAMENDUNG - Sudah 20 tahun, Abdullah tak pernah lelah berjualan jajanan yang cukup melegenda dan populer di zamannya saat itu.
Ya, Es Lilin yang kini dijual Abdullah sudah jarang ditemui dipusat perkotaan.
Diusianya yang sudah tak lagi muda, Kakek Abdullah tetap berusaha berjualan Es Lilin keliling di kawasan Puncak Bogor.
"Sudah berjualan sejak 20 tahun lalu sampe sekarang, zamannya terus berubah, saya mah berjualan masih sesuai tradisi, nostalgia bagi para pelanggan," ujar kakek berusia 70 tahun itu kepada saat ditemui TribunnewsBogor.com dikawasan Bendungan Cibalok, Puncak Bogor, Senn (18/9/2023).
Meskipun munculnya berbagai macam variasi makanan beku dan minuman segar, Es Lilin tradisional tetap menjadi favorit di kalangan anak-anak hingga dewasa.
Salah satu pedagang Es Lilin yang masih eksis hingga saat ini ialah, Abdullah (70), menurutnya berjualan Es Lilin sudah menjadi tradisi dan membawa nostalgia bagi para pelanggan setianya.
"Sudah berjualan sejak 20 tahun lalu sampe sekarang, zamannya terus berubah, saya mah berjualan masih sesuai tradisi, nostalgia bagi para pelanggan," ujarnya pada TribunnewsBogor.com.
Salah satu alasan mengapa pedagang Es Lilin tradisional masih diminati adalah komitmen mereka terhadap kualitas dan kebersihan produk.
"Gapapa jualan jajanan kuno, yang penting kualitasnya, rasanya ada cokelat sama strawberry terus kebersihannya tetap dijaga," ungkapnya.
Saat ini setiap harinya Abdullah selalu membawa 200 Es Lilin untuk dijajakan keliling Kota hingga Kabupaten Bogor dengan harga Rp 4.000 untuk satu Es Lilinnya.
"Keliling mah kemana aja mau ke puncak mau kemana, Alhamdulillah ya setiap hari bawa 200 es abis terus, berangkat dari jam 6 sampai jam 5 sore," kata Kakek Abdullah.
Pedagang es keliling tradisional, khususnya Es Lilin, tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kota-kota di seluruh Indonesia, khususnya Bogor. Mereka adalah pengingat hidup akan nilai-nilai tradisi, kebersihan dan rasa kebersamaan.
"Yang penting sehat, tetap hidup ya. Terus setidaknya di masa jayanya es ini menjadi ikatan tempat berbicara (bercengkeramanya) anak-anak pada waktu itu, Es Lilin menjadi saksi makanan tradisional yang pernah berjaya, ya gak?," Pungkasnya sembari tertawa.
Mirip dengan Puncak Tahun 60-an, Pemkab Bogor Dorong Pengembangan Pariwisata di Desa Malasari |
![]() |
---|
Bea Cukai Bogor Bekuk Pemilik Rokok Ilegal Senilai Rp 3,7 Miliar, Gudangnya di Cisarua Terbongkar |
![]() |
---|
Hujan Deras Melanda Puncak Bogor, Bendung Katulampa Siaga 3 |
![]() |
---|
Cuaca Bogor Sabtu 2 Agustus 2025: BMKG Prediksi Seluruh Bogor Cerah Kecuali Beberapa Kecamatan |
![]() |
---|
Patuhi Instruksi Menteri LH, Pengusaha di Puncak Bogor Bongkar Mandiri Cafe Puncak Ajip |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.