Kisah Kuliner Legendaris di Puncak Bogor, Gemblong Bu Juju Jadi Inspirasi Warga Lokal

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Wahyu Topami

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CISARUA - Siapa yang tak mengenal kelezatan Gemblong Bu Juju? Kuliner ikonik yang telah merajai Jalan Raya Puncak Bogor selama puluhan tahun.

Pedagang Gemblong Bu Juju menjamur di sepanjang Jalan Raya Puncak, mulai dari Gadog hingga Warpat.

Menurut cerita seorang warga setempat, Yono, Gemblong Bu Juju sudah menjadi kelezatan sejak sebelum tahun 1980.

"Dari tahun 1980-an, makanan ini sudah ada, namun semakin hari semakin banyak pedagang yang menjual Gemblong," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Kamis (2/11/2023).

Dari era 1980 hingga 2000-an, Gemblong Bu Juju semakin populer dan menjadi sumber inspirasi bagi warga setempat.

"Memang sejak 1980-an, Bu Juju telah terkenal dengan gemblongnya, namun seiring berjalannya waktu, semakin banyak yang mencoba meniru dan menjualnya," ungkapnya.

Namun, saat pandemi covid-19 melanda, pedagang Gemblong Bu Juju mengalami penurunan, dan saat ini jumlah pedagang Gemblong di Puncak belum pulih seperti sebelum pandemi.

"Nah, sejak pandemi covid hingga saat ini, penjualan gemblong di Puncak mengalami penurunan," tambahnya.

Sementara itu, seorang pedagang Gemblong Bu Juju, Reza, menjelaskan bagaimana cara membedakan Gemblong asli Bu Juju dari yang bukan.

"Kalau Bu Juju, mereka selalu menggunakan kemasan kaleng, kalau yang hanya dibungkus dengan tangan, itu bukan asli," kata Reza.

Selain dari cara penyajian, cita rasa Gemblong asli Bu Juju juga memiliki ciri khasnya.

"Perbedaannya juga terletak pada cita rasanya. Bu Juju cenderung menggunakan gula aren, sedangkan yang lain biasanya hanya menggunakan gula pasir. Selain itu, Gemblong asli Bu Juju juga menggunakan pewarna khusus," paparnya.

Untuk asal-usulnya, Gemblong Bu Juju berasal dari Cianjur.

"Gemblong Bu Juju yang asli berasal dari Cianjur. Sedangkan Bu Juju sendiri sudah tidak ada, namun tradisi ini diwariskan oleh anak-anaknya dan di Cianjur," tandasnya.