Profil Direktur Klinik Alifa, Nyambi Jadi Perawat Puskesmas, Istri Tega Jadikan Bayi 1,5 Kg Konten

Tampang Pasutri Pemilik Klinik Alifa Tasikmalaya, Direkturnya Nyambi Jadi Perawat Puskesmas, Istrinya Bidan Jutek yang tega jadikan bayi konten

Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: widi bogor
Facebook
Tampang Pasutri Pemilik Klinik di Tasik yang Jadikan Bayi sebagai konten hingga tewas, direkturnya nyambi jadi perawat puskesmas 

Yang harus nya ini bayi di inkubator dan di berikan perawatan yang intensif malah kalian buat review dan konten. Dimana hati nurani kalian ????????? Ini manusia loh bukan binatang !!" tulis kakak Erlangga, Nadia di Instagram.

Erlangga menjelaskan bidan yang menangani persalinan istrinya bernama Dwi Yunita.

Ia merupakan bidan di Klinik Alifa Tasikmalaya.

Bukan sekadar bidan, Bidan Dwi juga adalah pemilik Klinik Alifa bersama suaminya, Andi Irawan.

Andi Irawan bahkan mencantumkan keterangan di Facebook sebagai Direktur Klinik Alifa.

Direktur ini ternyata ialah seorang perawat di puskesmas Bungursari Tasikamalah.

Bayi 1,7 kg meninggal usai dijadikan konten oleh klinik di Tasikmalaya
Bayi 1,7 kg meninggal usai dijadikan konten oleh klinik di Tasikmalaya (Instagram)

Berikut Profil Lengkap Direktur Klinik Alifa :

Studi :

  • S1 Keperawatan di STKINDO Bandung
  • Ners STIKES Muhammadiyah Tasikmalaya.
  •  SPK Depkes Tasikamalaya

Pekerjaan :

Tak banyak informasi mengenai Bidan Dwi.

Tapi yang pasti, dari pernikahannya Bidan Dwi dan Andi Irawan sudah memiliki tiga orang anak perempuan.

Sosok bu bidan yang menangani bayi 1,5 Kg saat lahiran di Klinik Alifa tengah jadi sorotan. Bidan tersebut disebut bersikap jutek kepada ibu korban sebelum akhirnya sang bayi meninggal dunia
Tampang Pasutri Pemilik Klinik Alifa (Instagram @nadiaanastasyasilvera)

Sayang meski memiliki peran penuh di Klinik Alifa, namun sikap bidan Dwi justru tidak senonoh.

Saat hendak dikonfirmasi soal kematian bayi 1,5 kilogram ini, Bidan Dwi justru bersembunyi.

"Bidan dan mahasiswa praktek menyembunyikan keberadaan bidan yang pada saat itu melakukan praktek kepada mahasiswa yaitu Bidan Dwi Yunita yang attitudenya sangat buruk, bersikap tidak ramah, dan jutek, 1,5 jam kakak saya nunggu Bidan Dwi, kemudian tiba-tiba sudah ada di ruangan.

Selama 1,5 jam Bidan dwi sembunyi tidak mau keluar dan menemui kakak saya, karena bidan yang jaga bilang Bidan Dwi belum daang dan masih di rumah.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved