Profil Direktur Klinik Alifa, Nyambi Jadi Perawat Puskesmas, Istri Tega Jadikan Bayi 1,5 Kg Konten
Tampang Pasutri Pemilik Klinik Alifa Tasikmalaya, Direkturnya Nyambi Jadi Perawat Puskesmas, Istrinya Bidan Jutek yang tega jadikan bayi konten
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: widi bogor
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Klinik Alifa Tasikmalaya rupanya milik dari pasangan suami istri.
Suaminya menjabat sebagai Direktur Klinik Alifa.
Sedangkan istrinya merupakan bidan di Klinik Alifa.
Selain itu Direktur Klinik Alifa adalah seorang perawat di puskesmas.
Klinik Alifa berlokasi di Kecamatan Bungarsari, Kota Tasikmalaya.
Klini dikecam setelah bayi yang dilahirkan oleh Nisa Amalia meninggal dunia.
Erlangga Surya Pamungkas, suami Nisa bercerita betapa buruknya pelayanan Klinik Alifa hingga membuat anaknya meninggal dunia.
Kejadian ini bermula pada pukul 16.00 WIB, Senin (13/11/2023).
Saat itu Nisa Amalia merasakan sakit bagian perut karena usia kandungannya yang sudah tepat 36 minggu atau 9 bulan.
Setelah berbagai drama bidan di Klinik Alifa, bayi Nisa dan Erlangga lahir dengan berat 1,5 kilogram.
"Tanpa memberitahu berapa tinggi bayi. Pihak keluarga menanyakan jeni kelamin bayi, BB, dan TB bayi. Berapa jumlah jahitan istri saya, si bidan tidak memberitahu," kata Erlangga dalam surat yang ditunjukan pada Dinas Kesehatan.
Walau beratnya kurang dari 2 kg, namun anak Erlangga tidak dirawat dalam inkubator.
Singkat cerita, keesokan pagi pukul 07.00 WIB sampai 08.30 WIB, bayi ini dimandikan bidan Klinik Alifa.
Namun begitu semua keluarga tidak mengetahui keberadaan bayi tersebut.
Pilunya, bayi tersebut ternyata dijadikan sebagai konten newborn photography oleh pihak Klinik.
"Bayi 1,5 KG kalian beginikan tanpa ada ijin dari pihak keluarga,tanpa ada pemberitahuan dari pihak keluarga.
Yang harus nya ini bayi di inkubator dan di berikan perawatan yang intensif malah kalian buat review dan konten. Dimana hati nurani kalian ????????? Ini manusia loh bukan binatang !!" tulis kakak Erlangga, Nadia di Instagram.
Erlangga menjelaskan bidan yang menangani persalinan istrinya bernama Dwi Yunita.
Ia merupakan bidan di Klinik Alifa Tasikmalaya.
Bukan sekadar bidan, Bidan Dwi juga adalah pemilik Klinik Alifa bersama suaminya, Andi Irawan.
Andi Irawan bahkan mencantumkan keterangan di Facebook sebagai Direktur Klinik Alifa.
Direktur ini ternyata ialah seorang perawat di puskesmas Bungursari Tasikamalah.
Berikut Profil Lengkap Direktur Klinik Alifa :
Studi :
- S1 Keperawatan di STKINDO Bandung
- Ners STIKES Muhammadiyah Tasikmalaya.
- SPK Depkes Tasikamalaya
Pekerjaan :
- Direktur Klinik Alifa
- Perawat di PKM Bungursari Tasikmalaya
Tak banyak informasi mengenai Bidan Dwi.
Tapi yang pasti, dari pernikahannya Bidan Dwi dan Andi Irawan sudah memiliki tiga orang anak perempuan.
Sayang meski memiliki peran penuh di Klinik Alifa, namun sikap bidan Dwi justru tidak senonoh.
Saat hendak dikonfirmasi soal kematian bayi 1,5 kilogram ini, Bidan Dwi justru bersembunyi.
"Bidan dan mahasiswa praktek menyembunyikan keberadaan bidan yang pada saat itu melakukan praktek kepada mahasiswa yaitu Bidan Dwi Yunita yang attitudenya sangat buruk, bersikap tidak ramah, dan jutek, 1,5 jam kakak saya nunggu Bidan Dwi, kemudian tiba-tiba sudah ada di ruangan.
Selama 1,5 jam Bidan dwi sembunyi tidak mau keluar dan menemui kakak saya, karena bidan yang jaga bilang Bidan Dwi belum daang dan masih di rumah.
Kenapa mereka sembunyikan Bidan Dwi? kenapa seperti takut?
Kakak saya mengetahui bidan yang pada saat lahiran istri saya yaitu bidan Dwi namanya baru saat itu, karena kami sekeluarga tahunya Bidan Dwi sedang berada di luar kota," kata Erlangga.
Kadinkes Kota Tasikmalaya, dr Uus Supangat mengatakan pihaknya sudah memanggil petugas Klinik Alifa.
"Kliniknya sudah dipanggil waktu kamis," katanya.
Menurut Uus, kini tim audit tengah mendalami kasus bayi 1,5 kg dijadikan konten newborn pohotography hingga tewas.
"Tim audit masih proses memeriksa kasus ini," katanya.
Klinik Alifa
perawat
Tasikmalaya
Erlangga Surya Pamungkas
Nisa Amalia
Dinas Kesehatan
newborn photography
| Angka Kematian Ibu dan Bayi di Kota Bogor Menurun, Dinkes Ingatkan Gejala Hipertensi dan Komplikasi |
|
|---|
| Peningkatan Kasus ISPA di Kota Bogor, Dinas Kesehatan Imbau Warga Waspada dan Terapkan PHBS |
|
|---|
| Antisipasi Chikungunya, Pemkab Bogor Ajak Masyarakat Berantas Sarang Nyamuk dan Siapkan Rapid Test |
|
|---|
| Dinkes Kabupaten Bogor Dalami Penyebab Siswa SD Muntah Usai Santap MBG, Kini Tunggu Hasil Lab |
|
|---|
| Libatkan 101 Puskesmas, Pemerintah Kabupaten Bogor Perkuat Pengawasan Mutu MBG di Sekolah |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bogor/foto/bank/originals/Tampang-Pasutri-Pemilik-Klinik-di-Tasik-yang-Jadikan-Bayi-sebagai-konten-hingga-tewas.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.