Cerita Warga Bogor yang Tinggal di Kawasan Udara Berdebu, Kotorannya Sampai Masuk Rumah
Wilayah ini identik dengan kawasan industri dan pertambangan yang bisa ditemukan di antaranya di wilayah Kecamatan Gunungputri, Klapanunggal
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Reynaldi Andrian Pamungkas
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, KLAPANUNGGAL - Wilayah-wilayah kecamatan di Kabupaten Bogor selain berudara dingin dan segar, ada pula wilayah yang memiliki karakter panas dan berdebu.
Wilayah ini identik dengan kawasan industri dan pertambangan yang bisa ditemukan di antaranya di wilayah Kecamatan Gunungputri, Klapanunggal dan beberapa kecamatan lainnya.
Kawasan-kawasan ini jalanan umumnya kental dengan aktivitas lalu lalang kendaraan-kendaraan truk besar.
Seperti pantauan TribunnewsBogor.com di wilayah Klapanunggal, Selasa (5/12/2023), yang mana debu ini terlihat jelas di Jalan Raya Narogong dan akan semakin tebal ketika truk besar melintas.
Warga yang bermukim di kawasan tersebut setiap harinya dihadapkan dengan kondisi udara ini.
Salah satunya warga Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor berinisial P (60), mengatakan bahwa terkait pencemaran udara ini sebelumnya sudah pernah disampaikan warga kepada pihak pemerintah namun belum ada hasil yang diharapkan.
"Pencemaran udara ini dari lalu lalang penambang. Saya juga bingung kenapa aparat pada diem semua," kata P kepada TribunnewsBogor.com.
Dia mengatakan bahwa, meski rumahnya tidak terlalu dekat dengan jalan yang dilintasi truk, debu ini tetap masuk ke pemukiman warga.
Bahkan warga pun kerap mendapati kotoran debu ini di dalam rumah mereka.
"Ke dalam rumah masuk, di dalam rumah itu banyak debunya, di atas TV, sofa, debu semua itu di dalem," kata P.
Dia mengaku bahwa dulu saat dia masih bekerja di sebuah perusahaan, dia sering ditunjuk untuk mengikuti seminar kesehatan.
Dari pengetahuannya ini, dia khawatir jika semakin lama udara berdebu terhirup, maka kesehatan warga terpengaruh.
Baca juga: Akibat Polusi Udara, Kasus ISPA di Kabupaten Bogor Meningkat
Meski sejauh ini di wilayahnya tidak ada warga yang kesehatannya dinyatakan terdampak langsung oleh debu, dia khawatir debu ini mengandung silika tinggi yang bisa menyebabkan silikosis.
"Kalau yang sakit meninggal udah banyak di sini. Tapi kan setiap ada yang meninggal dari pihak kesehatan gak ada yang meriksa, begitu meninggal udah begitu aja. Tapi kalau saya lihat dari fisik sih ada kecurigaan paru-paru, seperti mantan lurah sini sama, (sakit) paru-paru juga," ungkapnya.
Identitas Mayat Perempuan di Sungai Cibeet Bogor, Diduga Terpeleset |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Kota Bogor 28 Agustus 2025: Siang Hujan, Risiko Petir Tinggi Menjelang Tengah Malam |
![]() |
---|
Kebakaran Hebat Hanguskan Tempat Penyimpanan Rongsok di Bojonggede Bogor, 3 Unit Damkar Dikerahkan |
![]() |
---|
Megahnya Rumah Riza Chalid di Kota Bogor Sitaan Kejagung, Seluas 6.500 Meter dengan Taman Bermain |
![]() |
---|
Capaian CKG di Kota Bogor Tembus 21 Persen, DPR RI Puji Fasilitas Puskesmas Tanah Sareal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.