Nasib Petani Cabai di Megamendung Bogor, Tengkulak Untung Besar Karena Harga Cabai Naik

Laporan wartawan TribunnewsBogor.com Wahyu Topami 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, MEGAMENDUNG - Petani cabai di kampung Karakal, Desa Sukamanah, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor jelaskan penyebab harga cabai meroket.

Petani Cabai tersebut ialah Dani (30), menurutnya harga cabai yang meroket tersebut akibat peralihan cuaca yang belum sepenuhnya pulih.

"Emang mahal, gara-gara cuaca. Karena kemarin gagal panen, kalau kemarin panen mah gak akan segitu harganya," ujarnya pada TribunnewsBogor.com, Kamis (7/12/2023).

Menurutnya meskipun saat ini sudah memasuki musim hujan tetapi hasil panen cabai yang didapat belum sepenuhnya normal.

Dampak yang terlihat salah satunya tinggi pohon cabai di kebun miliknya masih di bawah rata-rata.

"Faktor cuaca, kalau dibilang sembuh, dampak kemarau tuh belum sembuh. Ini aja masih ada dampaknya, kan pohonnya pendek ya karena belum normal sebenarnya," paparnya.

Saat ini kebun cabai miliknya dengan luas 5000 meter persegi hanya dapat memanen seperempatnya saja meskipun sudah memasuki musim hujan.

"Luas 5000 meter persegi ya, ada 14.000 pohon, kalau normalnya itu 6 ton panen, sekali mah 2 ton setengah, belum modal, belum yang kulinya," kata Dani.

Mengenai harga cabai di petaninya sendiri, ia mengatakan hanya berkisar diangka Rp 20.000 hingga Rp 50.000.

"Dari petaninya mah cabai keriting merah Rp 50 ribu, kalau cabai keriting ijo Rp 20 ribu. Yang untung besar mah pengepul sama pedagang, kalau petani mah sama aja. Karena di pasar mahal mah karena dari tangan ke tangan," pungkasnya.