Curhat Pilu Penjual Batu Akik di Pasar Devris Kota Bogor, Dulu Ramai Diburu Penghobi Kini Sepi

Masyarakat luar Kota Bogor, bahkan sampai bule luar negeri, pernah berkunjung ke pasar yang diresmikan oleh Wali Kota Bogor, Bima Arya.

Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Reynaldi Andrian Pamungkas
TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat
Penjual batu akik yang masih tersisa di Pasar Devris Kota Bogor, Rabu (20/12/2023). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Pada tahun 2014 atau sembilan tahun silam, Pasar Devris yang berlokasi di dekat Jembatan Merah Kota Bogor pernah mejadi sentra batu akik.

Batu Akik saat itu menjadi primadona dan daya tarik tersendiri di pasar ini.

Puluhan lapak pernah berjejer di pasar ini menjajakan Batu Akik dengan kualitas terbaiknya.

Masyarakat luar Kota Bogor, bahkan sampai bule luar negeri, pernah berkunjung ke pasar yang diresmikan oleh Wali Kota Bogor, Bima Arya.

Namun, kini 2023, sentra batu akik ini hanya tinggal cerita belaka.

Sentra Batu Akik tak seramai dahulu dan tidak sejaya ceritanya.

Kini, hanya sisa tiga lapak penjual Batu Akik yang memilih masih bertahan.

Sentra batu akik ini usut punya usut bermula dari fenomena batu bacan yang saat itu sedang booming.

"Awalnya tahun 2014. Pertama-tama bumingnya itu pas ramainya batu bacan. Itu diresmikan oleh Wali Kota, Bima Arya. Itu kita awalnya pemilik kios digratiskan 3 bulan dulu. Awalnya, penuh semua ini penjual batu akik. Nah, sekarang masa-masa Batu Akik sudah habis, ya tinggal segini," kata salah satu penjual batu akik yang masih bertahan, Taufik (45) kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (20/12/2023).

Pedagang ini, rata-rata saat itu merupakan penghobi Batu Akik jenis bacan yang memanfaatkan momen ramainya Batu Akik.

Batu bacan saat itu bisa seharga mobil bekas.

"Bacan itu berada di kisaran 500 ribu ke atas. Bahkan ada sampai puluhan juta," ungkapnya.

Baca juga: Mengintip Kemilau Batu Akik di Pasar Anyar Bogor, Proses Pembentukannya Seperti Ini

Dengan nominal fantastis itu, ada pedagang yang rela berpindah haluan hanya untuk meraup cuan dari Batu Akik yang buming saat itu.

"Pedagang dari Kota Bogor semua. Yang deket-deket juga ada. Ada yang jualan, ada yang engga gitu aja. Karena kan batu ini musiman juga," tambah Taufik.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved