Komeng Raih Suara Tertinggi DPD RI Jawa Barat, Pengamat Politik: yang Meniru Takkan Maksimal

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIBINONG - Perolehan suara sementara Komeng pada kontestasi DPD RI dari Dapil Jawa Barat menjadi yang tertinggi dibanding kontestan lainnya.

Berdasarkan real count KPU pertanggal 22 Februari 2024 pukul 07.01 WIB dengan persentase 60,13 persen, Komeng mampu meraih sebanyak 1.959.985 suara.

Pengamat Politik dan Kebijakan Publik, Yusfitriadi mengatakan, banyaknya perolehan suara yang diraup Komeng tidak terlepas dari popularitasnya di kalangan masyarakat.

"Memang DPD itu di kontestasi serentak ini, dari lima surat suara, lembaga yang tidak mendapat perhatian dari publik, orang itu semua tersedot oleh Pilpres, bahkan Pileg pun tidak kuat, jadi DPD itu masyarakat yang kenal aja, yang populis," ujarnya kepada wartawan, Kamis (22/2/2024).

Selain itu, ia juga menilai bahwa pose foto nyeleneh yang dipasang Komeng pada surat suara menambah daya tarik masyarakat untuk mencoblosnya.

Dengan pose foto seperti itu membuatnya semakin mudah dikenali masyarakat.

"Makanya kemudian ada sebuah pengaruh psikologis dengan foto, sehingga orang pake blangkon, macam-macam, termasuk Komeng dengan model menyengnya itu yang memang itu sebuah pasar," katanya.

Baca juga: Mengulik Gagasan Cerdas Komeng Jika Terpilih Jadi Anggota Dewan, Singgung Penjajahan di Indonesia

Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Komeng tersebut bukanlah sebuah trobosan baru. Pasalnya, dalam kontestasi DPD RI, KPU tidak mengatur pose foto yang akan dimasukkan ke dalam kotak suara.

Dengan begitu, maka calon senator bebas menentukan pilihan foto terbaiknya untuk menarik minat masyarakat agar memilihnya.

"Dari dulu banyak juga orang yang menggunakan itu, cuma karena dia komedian fotonya juga komedi, yang lain walaupun fotonya tidak formal pakai kaos olahraga, macem-macem, karna Komeng komedian ya menyeng fotonya," katanya.

Baca juga: Perolehan Suara Komeng Tembus Satu Juta, Kalahkan Ganjar-Mahfud di Jabar, Yakin Bisa Bertambah

Di samping itu, apa yang terjadi kepada Komeng saat ini, baginya merupakan sebuah momentum yang tidak akan bisa diikuti oleh orang lain dengan hasil yang sama di kemudian hari.

"Momentumnya engga ketemu, momentum hanya milik Komeng, tidak ada milik yang lain, kalaupun mau cari khas yang lain, momentum engga akan dua kali," pungkasnya.(*)