Pedagang di Puncak Nilai Kenaikan Harga Beras Sudah Kelewatan, Lebih Parah Dibanding Saat Covid-19

Laporan wartawan TribunnewsBogor.com Wahyu Topami

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CISARUA - Pedagang beras di Cisarua, Kabupaten Bogor, menganggap kenaikan harga beras tahun ini tidak wajar.

Menurut salah satu pedagang beras di Pasar Cisarua, Dede Mulyana, harga per karung beras yang setara dengan 50 kilogram hampir mencapai angka 1 juta.

"Pindah harga, bukan naik lagi. Kalau naik 1.000, 2.000 itu naik. Sekarang mah pindah harga. Perkarung Rp 700.000 paling murah, paling mahal Rp 850.000 itu beras Cianjur, beras lokal," ujarnya pada TribunnewsBogor.com, Kamis (22/2/2024).

Dede menambahkan bahwa kenaikan harga beras telah terjadi secara perlahan sejak tahun lalu, dengan kenaikan mencapai 1.000 hingga 2.000 per hari.

Akibat kenaikan harga tersebut, Dede hanya menjual dua jenis beras saja, dibandingkan tiga jenis sebelumnya.

"Dulu tiga macam, sekarang mah ada dua macam paling murah 12.000 itu yang sedang, paling mahal Rp 14.000. Merangkak terus perhari bisa 1000, 2000," katanya.

Dede menyatakan bahwa kenaikan harga beras tahun ini merupakan yang paling tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

"Nombokin terus sekarang mah, beli banyak harganya tinggi, beli sedikit ya salah juga. Nombokin terus intinya mah. Tahun ini emang paling tinggi dibanding sebelumnya, lebih parah dari Covid-19. Faktornya kurang tau, cuaca bagus sebenarnya mah," paparnya.

Meskipun mengalami kenaikan signifikan, ia memastikan bahwa stok beras masih aman, meski tidak semudah pada saat harga normal.

"Stok si sebenarnya gampang-gampang susah, soalnya kalau harga normal ada, banyak. Kalau harga tinggi itu rebutan," tambahnya.

Sementara itu, Staff Pasar Cisarua, Rifky, memprediksi bahwa harga beras akan terus merangkak naik, terutama menjelang bulan puasa.

"Kalau di pasar Cisarua stok masih aman, kalau prediksi kenaikan menjelang puasa pasti naik lagi. Cuman belum tahu diangka berapa-berapanya," pungkasnya.