Isi Chat Grup WhatsApp Geng Anak Vincent, Siswa Binus Kirim Foto Sebelum Dibully, Benar Dijebak ?
Isi Chat Grup WhatsApp Geng Anak Vincent sebelum bully siswa Binus Serpong, korban kirim foto senyum
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: widi bogor
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Siswa Binus School Serpong ternyata sudah bergabung dengan grup WhatsApp geng anak Vincent.
Korban bully di Binus Serpong, Arlo, bahkan masih bisa tersenyum di grup WhatsApp geng anak Vincent.
Isi chat grup WhatsApp geng anak Vincent ini membuktikan bahwa korban tidak dijebak.
Tuduhan korban dijebak sebelum dibully ini terlontar dari temannya, Arin Febriana.
Menurut Arin, Arlo memang ingin bergabung dengan geng anak Vincent.
Ia juga mengetahui akan menerima tatar sebagai syarat bergabung dengan geng anak Vincent.
Kata Arin, Arlo pertama kali ditatar pada 2 Februari 2024.
"Belum parah, udah dapat sundutan rokok. Korban belum melaporkan ke keluarga, cuma cerita ke teman dekatnya aja," kata Arin Febriana.
Pada 13 Februari 2024, kata dia, Arlo dikabari telah resmi diterima bergabung geng anak Vincent.
Ia pun diminta datang ke warung ibu gaul tak jauh dari sekolah Binus School Serpong, Jalan Jelupang Raya, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan.
"Dan diminta berkumpul bersama anggota GT di warung ibu gaul, diajak ketemu jam 3 korban mensetujui untuk datang ke WIG, ternyata korban seperti dijebak, pas di sana dia ditatar lagi, tapi lebih parah dari sebelumnya," kata Arin Febriana.
Padahal dilihat dari isi chat grup WhatsApp geng anak Vincent, Arlo sudah bergabung sejak 1 Februari 2024.
Dalam chatnya, Arlo diminta mengirim foto selfie.
"Suruh pap no," kata Arlo.
"Selfie aja full face," balas anggota grup WhatsApp GTGTGT.
"Senyumnya manis," balas yang lain.
Arlo pun tampak mengirim foto dirinya memakai kacamata dan jaket hitam sambil tersenyum.
"Kayak gini raj," tulis Arlo.
Menurut pemilik akun X, Taca, geng anak Vincent atau Geng Tai tak berniat menjebak Arlo.
Ia mengakui sebenarnya memang Arlo sudah diterima bergabung.
Namun anggota Geng Tai baru mengetahui bahwa sosok Arlo sangat problematik dan menjadi publik enemy di Binus School Serpong.
"Awalnya anak GT juga gak tau kalau Arlo problematic," tulis Taca.
Vincent Rompies sendiri belum mengungkap motif pembully bersi anaknya.
"Kita lihat aja dari hasilnya seperti apa," kata Vincent Rompies.
Sementara kuasa hukum Mada, salah satu anggota Geng Tai, Bontor Tobing menerangkan motif bully sebatas kenakalan remaja.
"Kenakalan dari sisi anak-anak SMA, kenakalan remaja biasa," kata Bontor Tobing.
Akibat dibully geng anak Vincent, siswa Binus School Serpong ini mengalami luka sebagai berikut :
- Lengan kiri dibakar
- Belakang pundak banyak lula sundutan rokok
- Lebam
- Wajah bengkak
- Leher sakit karena dicekek
- Perut selalu nyeri saat gerak karena diolukul
- Tulang iga sakit

Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan AKP Alvino Cahyadi menerangkan korban memang sudah pulang dari rumah sakit.
"Sudah keluar rumah sakit," katanya.
Kepala UPTD PPA Tangerang Selatan Tri Purwanto mengatakan bahwa Arlo mengalami trauma berat sampai takut keluar rumah.
"Dia tidak mau keluar rumah. Dengan viralnya video di media sosial menambah beban korban," kata Purwanto.
Walau begitu justru tersebar foto Arlo di rumah sakit sedang memeluk botol minuman keras.
Lantas, benarkah Arlo mengalami trauma ?
grup WhatsApp
isi chat
Binus School Serpong
bully
Arlo
geng anak Vincent
Vincent Rompies
Arin Febriana
Tak Melayat Saat Siswanya Meninggal, Kepsek SMA 6 Garut Tunjuk Ibu Korban: Dibully Gara-gara Dia |
![]() |
---|
Fitnah Kejam Teman Sekelas Sampai Siswa SMA Garut Akhiri Hidup, Terkuak Dalang Kasus Murid Merokok |
![]() |
---|
Patahkan Alibi Wali Kelas, Dedi Mulyadi Tegas Bawa Kasus Siswa SMA Garut Akhiri Hidup ke Jalur Hukum |
![]() |
---|
Ibu Siswa SMA Garut Sudah Minta Tolong Dedi Mulyadi Sebelum Anaknya Tewas, Ngadu Sering Dibully Guru |
![]() |
---|
Jawaban Wali Kelas SMA Garut Saat Disemprot Orang Tua, Tak Menyesal Bully Siswa Sampai Akhiri Hidup |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.