Sisi Lain Bogor
Kisah Kakek Pedagang Kacang Rebus di Puncak Bogor, Tetap Berjuang Demi Istri Bisa Beli Beras
Bukan tak mau bersantai, kebutuhan hidup yang memaksanya harus tetap berada di jalan mencari pundi rupiah dengan berjualan kacang rebus.
Penulis: Wahyu Topami | Editor: Damanhuri
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Wahyu Topami
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIAWI - Usia yang sudah memasuki masa senja bukan menjadi alasan bagi Pamudji, seorang pedagang kacang rebus di Puncak Bogor untuk berleha-leha di rumah.
Bukan tak mau bersantai, kebutuhan hidup yang memaksanya harus tetap berada di jalan mencari pundi rupiah dengan berjualan kacang rebus.
Momen libur lebaran ini dimanfaatkan oleh kakek berusia 59 tahun itu untuk tetap berjuang mencari nafkah untuk keluarganya di rumah.
Hujan dan panasnya terik matahari menjadi hal yang lumrah bagi pria asal Desa Sukakarya, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.
Kulitnya yang mulai keriput itu dipaksa harus tetap bertahan dibawah payung kecil yang dipasangnya di gerobak kacang rebus.
Diakui oleh Pamudji, tenaganya memang sudah tak sekuat saat ia masih muda dulu.
Namun, semangatnya sebagai seorang kepala keluarga untuk menafkahi anak istri di rumah membuat dirinya patut diapresiasi.
Pamudji mengaku bersyukur, sebab momen libur lebaran ini membawa berkah baginya dan keluarga.
Sebab, daganganya selalu habis terjual saat banyak wisatawan terjebak macet dikawasan Puncak Bogor.
Sehingga, banyak pengguna mobil yang membeli dagannya sambil menikmati kemacetan di jalur puncak.
"Beli berasnya bisa lebih banyak, Alhamdulillah berkah," kata pria yang sudah belasan tahun berjualan kacang rebus ini.
Setiap hari libur, Pamudji kerap mangkal bersama gerobak kecilnya disekitar Simpang Gadog, Kabupaten Bogor.
Ia tak pernah lelah menawarkan dagangannya ketiap pengendara maupun wisatawan yang terjebak one way atau yang ingin beristirahat.
"Syukurin aja, setiap hari kan bawa 15 kilogram tiap hari kadang abis kadang nggak. Tapi pas Kamis-jumat mah habis terus," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com pada Minggu (14/4/2024).
Pamudji menjelaskan bahwa selama libur Idul Fitri, kacang rebus yang dijualnya habis lebih dari 75 kilogram sejak hari Kamis lalu.
Untuk sebungkus kacang rebus, ia menjualnya dengan harga Rp 10.000.
"Kacangnya dari petani sini (Puncak) kalau beli di pasar kurang bagus," katanya.
Pada hari kerja, Pamudji berjualan keliling di pemukiman sepanjang Jalan Alternatif Puncak Bogor.
"Di sini, saya hanya berjualan pas libur, dari pagi sampai sore. Kalau hari biasa, saya keliling aja," tandasnya.
Pamudji
Puncak Bogor
kacang rebus
jalur Puncak
TribunnewsBogor.com
libur lebaran
kakek
beras
wisatawan
Kabupaten Bogor
Menilik Jembatan Ledeng Sindangsari Kota Bogor, Ternyata Usianya Sudah Lebih dari 1 Abad |
![]() |
---|
Kisah Tembok Tinggi RS UMMI Kota Bogor, Rupanya Usianya 2 Abad, Pernah Jadi Tempat Pembuatan Granat |
![]() |
---|
Sisi Lain Lapangan Sempur Kota Bogor, Dirancang Arsitek Belanda Sampai Jadi Tempat Pidato Bung Karno |
![]() |
---|
Kisah Arif Satgas Pelajar Kota Bogor, 18 Tahun Bubarkan Tawuran, Tak Berhenti Meski Diancam |
![]() |
---|
Mengulik Sejarah Bakal Kantor Gubernur Dedi Mulyadi, 100 Tahun Lebih Tua dari Balai Kota Bogor |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.