5 Jalur PPDB SMP Kota Bogor Tahun 2024, Lengkap Pembagian Jumlah Kuotanya

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - PPDB 2024 jenjang SMP di Kota Bogor bakal dibuka melalui 5 jalur.

Sebagaimana diketahui, pendaftaran PPDB 2024 jenjang SMP dibuka pada bulan Mei.

Sebelum mendaftar, para orang tua dan siswa perlu mengetahui terlebih dulu sejumlah jalur PPDB 2024.

Untuk jalur SMP di Kota Bogor, PPDB 2024 terbagi menjadi lima jalur.

Yakni Jalur Afirmasi, Jalur Anak Berkebutuhan Khusus, Jalur Perpindahan Tugas Orang Tua/Wali, Maslahat Guru /Tenaga Kependidikan, Jalur Prestasi Akademik/Non Akademik dan Prestasi Nilai Rapor, serta Jalur Zonasi.

Berikut penjelasan mengenai kelima jalur PPDB 2024 beserta pembagian kuotanya, dilansir dari website resmi PPDB Kota Bogor.

1. Jalur Afirmasi

Jalur Afirmasi diperuntukan khusus bagi warga Kota Bogor dari keluarga tidak mampu (KETM) dan calon peserta didik yang tinggal di panti asuhan, dengan domisili terdekat dari sekolah yang dituju.

Kuota calon peserta didik sebesar 20 persen (dua puluh persen) dari daya tampung sekolah.

2. Jalur Anak Berkebutuhan Khusus

Jalur Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) diperuntukkan khusus bagi calon peserta didik baru Kota Bogor yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

Adapun kuota calon peserta didik anak berkebutuhan khusus (ABK) sebanyak 5% (lima persen) dari daya tampung sekolah.

3. Jalur Perpindahan Tugas Orang Tua/Wali, Maslahat Guru /Tenaga Kependidikan

Jalur Perpindahan Tugas Orang Tua/Wali, Maslahat Guru/ Tenaga Kependidikan adalah jalur yang disediakan bagi peserta didik ketika lokasi pekerjaan orang tua/wali dipindah tugaskan ke wilayah Kota Bogor dan Maslahat Guru/ Tenaga Kependidikan dimana orang tua/walinya sebagai guru dan/atau tenaga kependidikan pada sekolah yang sama.

Baca juga: Cek Sebelum Daftar, Ini Jarak yang Diatur Jalur Zonasi PPDB 2024 untuk SD, SMP, SMA/SMK

Kuota calon peserta didik yang dituju sebanyak 5% (lima persen) dari daya tampung sekolah.