Kecelakaan Maut Siswa SMK
Penampakan Makam Siswa SMK Korban Kecelakaan Subang, Korban Rela Jadi Kuli Demi Ikut Acara Sekolah
Para korban tampak dimakamkan berdampingingan dalam satu lokasi yakni di Taman Pemakaman Umum Islam (TPUI) Depok.
Penulis: Damanhuri | Editor: Damanhuri
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Suasana duka tampak masih menyelimuti keluarga korban kecelakaan bus rombongan siswa SMK Lingga Kecana Depok.
Dalam insiden kecelakaan maut itu, 11 korban meninggal dunia usai bus yang mereka tumpangi terbalik akibat remblong di wilayah Subang, Jawa Barat pada Sabtu (11/5/2024) kemarin.
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Jules Abraham Abast menjelaskan, total korban jiwa hingga kini mencapai 11 orang.
“Nah dari sebelas, sepuluh penumpang, terdiri dari guru dan siswa, pelajar SMK,” kata Jules saat dikonfirmasi pada Minggu (12/5/2024) dini hari.
Selain korban tewas, Jules merinci ada 12 korban yang mengalami luka berat dan 37 korban mengalami luka ringan.
Korban meninggal dunia itu sudah dimakamkan pada Minggu (12/5/2024) siang tadi.
Salah satunya yakni Mahesya Putra, siswa SMK Lingga Kencana yang turut meregang nyawa dalam kecelakaan maut tersebut.
Suasana haru tampak tergambar saat prosesi pemakaman korban.
Isak tangis keluarga dan kerabat pun pecah dilokasi pemakaman.
Para korban tampak dimakamkan berdampingingan dalam satu lokasi yakni di Taman Pemakaman Umum Islam (TPUI) Depok.
Saat jenazah Mahesya Putra tiba dipemakaman, langsung disambut sejumlah petugas penggali kubur.
Mereka pun langsung membuka keranda yang berisi jasad korban untuk segera dikebumikan.

Sebelum diturunkan ke liang lahat, jasad korban yang sudah terbungkus kain kafan itu terlebih dulu dibaringkan disamping kuburannya,
Beberapa petugas serta perwakilan keluarga tampak ikut turun ke liang lahat untuk menyambut jasad korban dari dalam lubang tempat peristirahatan terakhir Mahesya Putra.
Setelah diadzankan dan dikomatkan, petugas penggali kuburpun langsung menutup jasad yang sudah dibaringkan di liang lahat menggunakan bambu dan langsung menguruknya dengan tanah.
Rupa-rupanya, perjuangan Mahesya Putra untuk ikut acara perpisahan di sekolahnya bukanlah hal yang muda.
Demi tak mau memberatkan orangtuanya, bocah siswa SMK ini rela jadi kuli demi dapat uang untuk membayar cara perpisahan sekolah senilai Rp 800 ribu tersebut yang digelar dikawasan Bandung.
Mahesya tak sendirian, bersama temannya yang juga sekolah ditempat yang sama memilih menjadi kuli pasir.
"Dia (Dimas) tuh jadi kuli pasir sama temannya (Mahesya)," kata Mariah, Uwa Dimas Aditya.
Menurutnya, yang dilakukan keponakannya bersama temannya Mahesya Putra demi bisa ikut acara perpisahan di sekolahnya.
"Dia tuh juga cari uang jajan apa saja sama buat nambahin berangka ke acara wisuda di Bandung," ujar Mariah dikutip TribunnewsBogor.com dari Tribun Depok, Minggu (12/5/2024).
Cerita Sopir Bus
Sang sopir bus, Sadira, menceritakan saat momen kepanikan ketika dia mulai menyadari bahwa bus yang dia kemudikan ada yang tak beres.
Hingga akhirnya, peristiwa fatal yang menimpa rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok pun terjadi pada Sabtu, 11 Mei 2024 malam
Bus yang dikendarainya mengalami kecelakaan maut di Ciater Subang hingga menelan 11 korban jiwa.
Sandira berhasil selamat hanya mengalami sejumlah luka mengungkap situasi menegangkan kala itu.
Sadira mengaku panik dan sempat berupaya menekan jumlah korban dalam insiden tersebut.
Namun apalah daya, situasi saat di lokasi turunan di Ciater Subang itu tak memberikannya pilihan lain.

Sadira menceritakan bahwa awal mulanya, dia dan rombongan siswa melanjutkan perjalanan setelah makan di sekitar waktu sore.
Namun nahas saat memasuki turunan perempatan Sariater, bus yang dikemudiak Sadira tiba-tiba mengalami rem blong.
"Tiba -tiba saya tekan rem, perseneling saya masukin enggak masuk-masuk. Ternyata anginnya tiba tiba habis," kata Sadira saat ditemui Tribun Jabar saat menjalani perawatan di RSUD Subang, Minggu (12/5/2024).
Menurut Sadira, setelah tahu remnya blong, dia berupaya mencari jalur penyelamat namun di ruas tersebut tak ada jalur penyelamat.
"Saya sudah panik saat tahu rem blong. Waktu itu mau saya terusin takut tambah banyak korban karena akan banyak kendaraan yang tertabrak nantinya," katanya.
Dia pun memilih buang kendaraan ke kanan sehingga menabrak Feroza dan tiga sepeda motor.
"Jadi tak ada pilihan lain waktu itu, lebih baik saya buang kanan dan benturkan ke tiang listrik hingga akhirnya terguling dan terhenti," ucapnya.
Dia saat itu memperkirkan hanya akan terjadi tabrakan.
Namun Sadira tidak menyangka bahwa bahwa bus yang dikemudikannya itu malah terguling.
"Namun ternyata korbannya juga banyak. Saya tidak menyangka mobil tersebut akan terguling," imbuhnya
Dia mengatakan, rem mobil tersebut sudah diperbaiki oleh montir dan sudah normal saat istirahat makan.
"Tapi sayang, tiba-tiba rem tersebut blong saat masuk turunan pertigaan Sariater," ujarnya
Sadira mengaku hanya mengalami luka sedang.
"Saya hanya mengalami luka sedang, tidak terlalu parah seperti yang bisa dilihat saat ini. Hanya mengalami memar di bagian kepala tangan, dan kaki," ucapnya.
Mahesya Putra
SMK Lingga Kencana
Depok
makam
TribunnewsBogor.com
Kombes Pol Jules Abraham
kecelakaan maut
Kesaksian Tetangga Soal Travel yang Membawa Rombongan SMK Lingga Kencana Depok di Bogor, Ngaku Kaget |
![]() |
---|
Terungkap! Agen Travel yang Digunakan SMK Lingga Kencana Ada di Bogor, Sepi Sejak Kecelakaan Terjadi |
![]() |
---|
Impian Nabila Sebelum Kecelakaan Maut di Subang, Siswi SMK Lingga Kencana Itu Ingin Jadi Pendakwah |
![]() |
---|
Sekolah di Kabupaten Bogor Dilarang Study Tour ke Luar Daerah, Ini Kata Pj Bupati Asmawa Tosepu |
![]() |
---|
5 Kisah Siswa SMK Lingga Kencana Selamat Saat Kecelakaan, Cara Korban Lolos dari Maut Berbeda-beda |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.