Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Pilwalkot Bogor 2024

Lobi-lobi Jatah Calon Wali Kota Bogor KBM dengan Gerindra, Partai Prabowo Potensi Kuatkan Poros PKB

Tingginya Nilai Tawar Partai Gerindra Pada Koalisi Bogor Maju, Partai Prabowo Bakal Kuat di poros PKB

Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Ardhi Sanjaya
Kolasi TribunnewsBogor.com
Tingginya Nilai Tawar Gerindra untuk Gabung Koalisi Bogor Maju 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- DPC Partai Gerindra Kota Bogor rupanya memasang nilai tawar tinggi pada Koalisi Bogor Maju.

Konon, Partai Gerindra meminta jatah calon Wali Kota Bogor dari partainya pada Koalisi Bogor Maju.

Sedangkan Koalisi Bogor Maju atau KBM sudah memiliki dua figur kuat untuk diusung menjadi calon Wali Kota Bogor 2024.

Partai Golkar, PAN, Partai Demokrat dan PSI secara resmi mendeklarasikan telah bergabung dalam Koalisi Bogor Maju (KBM).

Koalisi ini memiliki 16 kursi di DPRD Kota Bogor dengan rincian sebagai berikut :

  • Partai Golkar 7 kursi
  • PAN 5 kursi
  • Partai Demokrat 3 kursi
  • PSI 1 kursi.

KBM digadang menjadi representasi dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) pengusung Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang terdiri dari Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN dan Demokrat.

Namun saat deklarasi KBM, Partai Gerindra tak hadir.

Menurut Ketua DPD PSI Kota Bogor Sugeng Teguh Santoso sebenarnya KBM sudah mengundang Partai Gerindra.

"Gerindra sudah diundang. Alasannya saya tidak tahu (kenapa tak datang). Tapi mereka minta waktu mempertimbangkan untuk bergabung," kata STS.

Ajakan bergabung ini tentu bukan dengan tangan kosong dari KBM.

Menurut Sugeng, KBM menawarkan posisi pimpinan koalisi bila Partai Gerindra bersedia bergabung.

Meski jumlah kursinya lebih sedikit dibanding Partai Golkar, namun KBM memperselihkan Partai Gerindra untuk memimpin.

"Saya meminta Gerindra untuk memimpin kami. Boleh memimpin tapi kami minta dipimpin dengan baik oleh Gerindra," kata Sugeng Teguh Santoso.

Hal ini pula lah yang menurut STS menjadi pertimbangan KBM belum memperkenalkan pasangan calon Wali Kota Bogor yang akan diusung.

Padahal di KBM sudah ada petahana dari PAN dan Rusli Prihatevy dari Partai Golkar.

lihat fotoKoalisi Bogor Maju (KBM) untuk ajang Pilwalkot Bogor 2024 resmi dideklarasikan pada Rabu (26/6/2024).
Koalisi Bogor Maju (KBM) untuk ajang Pilwalkot Bogor 2024 resmi dideklarasikan pada Rabu (26/6/2024).

Namun kata Sugeng, KBM mempersilahkan Partai Gerindra untuk ikut musyawarah dalam menentukan figur calon Wali Kota Bogor yang akan diusung.

"Ketika Gerindra memimpin kami, bersama-sama juga untuk menentukan pasangan calon," katanya.

Sedangkan Ketua DPC Partai Gerindra, Sopian Ali Agam mengaku memang diundang dalam deklarasi Koalisi Bogor Maju.

Namun Sopian mengatakan hingga kini masih menimbang untuk bergabung dalam koalisi tersebut.

"KBM ngajak. Gerindra masih mohon waktu," kata Sopian saat dikonfirmasi TribunnewsBogor.com.

Partai Gerindra hingga kini diketahui masih menjalin koalisi dengan PKB.

Mereka juga sudah menyetorkan 7 nama calon Wali Kota Bogor hasil penjaringan ke DPW Partai Gerindra Jawa Barat.

Dari 7 nama tersebut, dua diantaranya adalah kader Partai Gerindra yakni Sopian Ali Agam dan Jenal Mutaqin.

Sedangkan 5 lainnya adalah petahana, Raendi Rayendra, Sendi Fardiansyah, Farhat Abbas dan Eka Maulana.

Sopian menanggapi kabar soal Gerindra meminta jatah cawalkot dari partainya.

Dia juga mengomentari tentang optimisme Gerindra untuk mengusung kadernya sendiri sebagai calon Wali Kota Bogor.

"Masih aya (ada) waktu sampai Agustus," kata Sopian Ali Agam.

Sementara itu Ketua DPD Partai Golkar Rusli Prihatevy mengatakan partainya tak menyoal bila ternyata KBM mendapuk Gerindra sebagai pimpinan koalisi.

Rusli Prihatevy menekankan bahwa Koalisi Bogor Maju dibentuk demi kebaikan masyarakat.

"Buat Golkar tidak ada masalah, selama untuk kebaikan dan bersama-sama," kata Rusli Prihatevy saat dikonfirmasi TribunnewsBogor.com.

Rusli Prihatevy sendiri menerima surat tugas dari KBM untuk menjajaki peningkatan elektabilitas di mata masyarakat.

Soal nilai tawar Gerindra, Rusli menekankan bahwa KBM bukan hanya soal calon Wali Kota Bogor.

"Koalisi KBM bukan bicara Wali Kota dan Wakil Wali Kota, berbicara koalisi bersama bukan hanya Gerindra akan tetapi mudah-mudahan partai ini bisa bersama-sama," kata Rusli Prihatevy.

Pengamat politik dari Universitas Djuanda Bogor, Gotfridus Goris Seran berpendapat nilai tawar tersebut membuat Partai Gerindra menjadi terhalang untuk bergabung Koalisi Bogor Maju.

"Jika bargaining Gerindra adalah cawalkot porsinya Gerindra, tentu ini jadi ganjalan. Artinya, poros koalisi PKB, PPP dan Gerindra tetap sehingga bisa mengusung calon dari tiga figur," kata Seran.

Jika dihitung Partai Gerindra memiliki 6 kursi, PKB 4 kursi dan PPP 3 kursi.

13 kursi dari poros Gerindra sudah memenuhi syarat untuk mengusung calon Wali Kota Bogor.

Menurut Seran hingga kini ada beberapa nama menonjol dari Partai Gerindra yakni Raendi Rayendra dan Sendi Fardiansyah.

Ia menilai bahwa bargaining position Partai Gerindra sangat wajar.

Sebab Gerindra merupakan partai dari presiden terpilih Prabowo Subianto.

"KBM berharap bareng Gerindra dan bargaining Gerindra untuk F1 bisa dimaknai dalam konteks faktor Prabowo Ketum Gerindra dan presiden terpilih. Prabowo menginginkan kekuasaannya menguat hingga daerah, termasuk melalui pemenangan pilkada. DPP partai-partai dalam KIM kuat, di samping Prabowo juga faktor Jokowi yang tetap menginginkan keberlanjutan kekuasaan sehingga program2 bisa diteruskan. Sehingga figur2 calon yang masuk melalui Gerindra tetap bargaining untuk F1," kata Gotfridus Goris Seran.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved