Cawalkot Bogor Dedie-Rusli Sulit Diterima Partai Gerindra, Golkar Tak Angkat Koper dari Koalisi

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Partai Gerindra rupanya sulit menerima pasangan calon Wali Kota Bogor Dedie Rachim dan Rusli Prihatevy.

Sebagai partai milik presiden terpilih Prabowo Subianto, DPC Partai Gerindra Kota Bogor masih bersikukuh mengusung calon Wali Kota Bogor nya sendiri.

Partai Gerindra ngotot calon Wali Kota Bogor harus dari partainya.

Hal inilah yang menjadi nilai tawar dari Partai Gerindra untuk bergabung dengan Koalisi Bogor Maju yang mengusung pasangan Dedie Rachim dan Rusli Prihatevy.

"Gerindra boleh dikatakan faktor pengganggu kenyamanan koalisi karena mengklaim diri sebagai partai pemenang Pilpres," kata pengamat politik dari Universitas Djuanda Bogor Gotfridus Goris Seran kepada TribunnewsBogor.com.

Faktor ini juga, membuat kesolidan Koalisi Bogor Maju untuk tetap mengusung Dedei-Rusli Prihaetvy menjadi gentar.

Menurut Seran, soliditas KBM mempertahankan pasangan Dedie-Rusli tergantung pada sikap politik mitra koalisi.

"Solidnya koalisi KBM yang mengusung Dedie-Rusli bergantung pada sikap politik mitra koalisi sendiri," kata Seran.

Gotfridus Goris Seran mengatakan KBM memang sudah bulat mengusung Dedie Rachim sebagai calon Wali Kota Bogor.

Ditambah lagi Dedie sudah memiliki tiket dari PAN yang hanya memiliki 5 kursi, jauh dari jumlah kursi yang dimiliki Partai Golkar.

Meski sudah mengumpulkan Golkar, PAN, Demokrat dan PSI, namun KBM masih tetap berharap Partai Gerindra ikut bergabung.

Dengan bargaining position Gerindra yang kekeuh calon Wali Kota Bogor harus dari partainya, maka Partai Golkar akan terancam gigit jari.

Betapa tidak, kini DPC Partai Gerindra sudah memunculkan 3 nama yang berpotensi diusung sebagai calon Wali Kota Bogor.

Mereka adalah Sopian Ali Agam, Jenal Mutaqin dan Sendi Fardiansyah.

Bahkan baru-baru ini, Sendi Fardiansyah mengambil formulir pendaftar menjadi kader Partai Gerindra demi bisa mendapat tiket calon Wali Kota Bogor 2024.