Tanya Ustaz

Taubat Lalu Maksiat Lagi, Apa Dosanya Diampuni? Ini Nasihat Ustaz Adi Hidayat Untuk Kaum Muslimin

Ustaz Adi Hidayat mengurai nasihat untuk kaum muslimin terkait taubat. Ada empat cara untuk mencegah kemaksiatan terjadi.

Penulis: khairunnisa | Editor: khairunnisa
Youtube channel Ustaz Adi Hidayat
Ustaz Adi Hidayat mengurai nasihat untuk kaum muslimin terkait taubat. Ada empat cara untuk mencegah kemaksiatan terjadi. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Pendakwah Ustaz Adi Hidayat mengurai nasihat untuk kaum muslimin perihal pertaubatan.

Penjelasan tersebut dijabatkan Ustaz Adi Hidayat setelah mendengar pertanyaan dari seorang kaum muslimin yang mengakui dosanya.

Bahwa ia seringkali bertaubat tapi tetap melakukan maksiat berulang kali.

Jika hal tersebut terjadi, apakah dosa dari orang tersebut bisa diampuni Allah SWT?

Menjawab pertanyaan tersebut, Ustaz Adi Hidayat tegas.

Diungkap Ustaz Adi Hidayat, kaum muslimin jangan sampai takut untuk bertaubat.

"Orang-orang yang mau kembali kepada Allah dengan taubat itu, maka lakukanlah ketika ia sadar, segera taubat," kata Ustaz Adi Hidayat.

Ustaz Adi Hidayat mengurai nasihat untuk kaum muslimin terkait taubat. Ada empat cara untuk mencegah kemaksiatan terjadi.
Ustaz Adi Hidayat mengurai nasihat untuk kaum muslimin terkait taubat. Ada empat cara untuk mencegah kemaksiatan terjadi. (kolase Instagram)

Lebih lanjut, Ustaz Adi Hidayat juga meminta kaum muslimin agar tidak perlu khawatir dengan penerimaan taubat dari Allah SWT.

Karena sesungguhnya Allah SWT menyukai hambanya yang gemar bertaubat.

"Jadi taubat itu jangan ketika Anda kerjakan, terjadi lagi (maksiat), lalu Anda simpulkan tidak diterima (taubatnya), jangan begitu. Terus taubat, terus taubat, sampai di titik Anda menyesali itu," pungkas Ustaz Adi Hidayat.

"Nah orang yang terus begitu (bertaubat) dicintai oleh Allah. Dalilnya di surah Al Baqarah ayat 222,"

وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْمَحِيْضِۗ قُلْ هُوَ اَذًىۙ فَاعْتَزِلُوا النِّسَاۤءَ فِى الْمَحِيْضِۙ وَلَا تَقْرَبُوْهُنَّ حَتّٰى يَطْهُرْنَۚ فَاِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوْهُنَّ مِنْ حَيْثُ اَمَرَكُمُ اللّٰهُۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ ۝٢٢٢

wa yas'alûnaka ‘anil-maḫîdl, qul huwa adzan fa‘tazilun-nisâ'a fil-maḫîdli wa lâ taqrabûhunna ḫattâ yath-hurn, fa idzâ tathahharna fa'tûhunna min ḫaitsu amarakumullâh, innallâha yuḫibbut-tawwâbîna wa yuḫibbul-mutathahhirîn

Artinya: Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang haid. Katakanlah, “Itu adalah suatu kotoran.” Maka, jauhilah para istri (dari melakukan hubungan intim) pada waktu haid dan jangan kamu dekati mereka (untuk melakukan hubungan intim) hingga mereka suci (habis masa haid). Apabila mereka benar-benar suci (setelah mandi wajib), campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.

Dalam ulasannya, Ustaz Adi Hidayat pun mengungkap cara agar pertaubatan tersebut bisa langgeng sehingga kaum muslimin tidak terjebak lagi ke dosa yang sama.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved