Warga Bogor Barat Langganan Krisis Air, DPRD Nilai PDAM Tita Pakuan Tak Belajar dari Pengalaman

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Anggota DPRD Kota Bogor Ahmad Aswandi menilai PDAM Tirta Pakuan Bogor tak bisa belajar dari pengalaman dan kesalahan.

Masalah warga Bogor Barat kesulitan air bersih bukanlah masalah saat ini saja.

Seorang warga, Ardi (36) mengatakan bahwa sebelum adanya pembangunan fasilitas PDAM Tirta Pakuan Bogor masalah kesulitan air bersih sudah sering terjadi.

Menurutnya sudah tiga kali Agustus warga di kawasan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat mengalami kesulitan air bersih karena minimnya pasokan dari PDAM Tirta Pakuan Bogor.

“Jadi bukan hanya kali ini saja. Saat direksi yang sebelumnya seingat saya tidak begini. Jarang sekali ada masalah air kecil seperti sekarang,” katanya.

Mantan anggota komisi II DPRD Kota Bogor Ahmad Ahswandi mengakui bahwa krisis air bersih tersebut merupakan dampak dari pembangunan di Gunungbatu.

“Fokus pembangunan sekarang di Barat pergantian pipa semua, harapannya kan barat beres tahun depan ke Tanah Sareal karena di jam tertentu juga airnya kecil,” kata Kiwong saat dikonfirmasi TribunnewsBogor.com, Jumat (23/8/2024).

Hanya saja masalah warga kesulitan air bersih ini sudah berlangsung sejak 18 Agustus 2024.

Menurut caleg terpilih ini masalah krisis air bersih sekarang patut dipertanyakan pada PDAM Tirta Pakuan Bogor.

“Kalau tiap hari gak normal lah, harus ditanya kendalanya,” kata politisi PPP tersebut.

Kiwong berpendapat jika setiap tahun terjadi masalah kesulitan air bersih di wilayah yang sama, sudah semestinya PDAM Tirta Pakuan Bogor belajar dari pengalaman dan kesalahan.

“Harusnya mah belajar dari pengalaman kan. Bahwa ini aduan dari warga kalau rutinitas (air kecil) harus diselesaikan. Kendalanya berarti tahu direksi. Harusnya bisa antisipasi teman-teman di PDAM,” kata Kiwong.

Dengan belajar dari pengalaman, menurutnya, PDAM Tirta Pakuan Bogor sudah harus melakukan antisipasi agar warga tak lagi mengalami kesulitan air bersih di waktu yang sama.

“Masalahnya kan berulang, harusnya bisa diantisiapsi sama PDAM, belajar dari pengalaman karena kan tahu penyakitnya dimana mestinya sudah tahu antisipasinya kayak apa,” kata Kiwong.