Bantah Playing Victim, Anies Blak-blakan Soal Dijegal di Pilkada 2024: Tiket Sudah Saya Dapat

Bantah Playing Victim, Anies Blak-blakan Soal Dijegal di Pilkada 2024: Tiket Sudah Saya Dapat

Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Ardhi Sanjaya
Youtube Najwa Shihab/Kompas.com
Anies Baswedan Bantah Playing Victim, blak-blakan dijegal di Pilkada 2024 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Anies Baswedan membantah melakukan playing victim usai gagal di Pilkada 2024.

Anies Baswedan menyebut bahwa dirinya memang dijegal maju di Pilkada 2024.

Anies Baswedan memang jadi tak berkutik usai kalah di Pilpres 2024.

Dia gagal maju di Pilgub Jakarta 2024 karena tak ada partai yang mengusungnya.

Pun di Pilgub Jabar 2024.

Sebenarnya saat di Pilkada Jakarta 2024, Anies Baswedan sudah mendapat tiket dari PKS dan NasDem.

Namun dua partai itu mendadak gabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus yang mengusung Ridwan Kamil dan Suswono.

Ketika Pilkada Jabar 2024, Anies Baswedan disebut-sebut akan diusung PDIP berpasangan dengan Ono Surono.

Tapi, kembali gagal.

Kini Anies Baswedan menarasikan semua itu sengaja dilakukan oleh penguasa.

"Saya tuh bukan gagal dapat tiket, saya gagal dapat boarding pass tapi tiketnya udah dapat," kata Anies Baswedan saat diwawancara Najwa Shihab.

Anies membantah dirinya sedang melakukan playing victim.

"Bukan playing victim, ini victim benaran. Ini cerita tentang bagaimana kedaulatan partai yang sedang mereka pakai terus kedaulatannya hilang," kata Anies Baswedan.

Segala hal yang dialaminya, kata Anies, merupakan kenyataan yang disaksikan rakyat Jakarta dan Indonesia.

"Kita lihat kenyataannya, partai sudah mengusulkan, partai sudah memproses, kemudian satu satu dalam proses tidak bisa melanjutkan," kata Anies Baswedan.

Mestinya kata Anies, dalam proses demokrasi semua figur diserahkan partai pada rakyat.

"Apa sulitnya menyerahkan pilihannya pada rakyat. serahkan aja pada rakyat, tapi tidak," kata Anies.

Perlu diketahui bahwa sejumlah wilayah diikuti oleh koalisi besar, bahkan di Jakarta nyaris melawan kotak kosong.

"Kenapa bisa berbahaya pada demokrasi kita ? kita menempatakan demokrasi itu sebagai sebuah media untuk mengelola perbedaan aspirasi secara damai, ketika perbedaan aspirasi itu muncul kemudian proses politik mencari titik temu, kalau tidak tercapai serahkan pada rakyat untuk menenentukan. Dalam pencalonan seperti itu, partai membawa aspirasi itu lalu menyerahkan pada rkayat untuk silahkan rakyat memilih," kata Anies Baswedan.

Kini, kata Anies, figur yang akan diusung justru sudah pilih.

"Yang sedang terjadi aspirasi dikenalkan sehingga yang ditawarkan pada rakyat yang kesepakatan, apapaun itu apa itu perintah, apa itu rundingan, disepakati dan tidak diserahkan pada rakyat. Ini bagaimana proses demokrasi itu dijaga untuk sehat, kalau tidak ada itu buat apa ada ada Pilkada, sepakati aja satu nama terus menerus, kotak kosong aja semuanya, kan jadi begitu kemudian," kata Anies Baswedan.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved