Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Info Kesehatan

Mitos Atau Fakta, Sering Marah-marah Bisa Jadi Tanda Penyakit Stroke? Simak Penjelasan dr Tirta

Simak penjelasan dr Tirta soal informasi yang beredar bahwa sering mengamuk dan marah-marah bisa jadi tanda penyakit stroke.

Penulis: khairunnisa | Editor: khairunnisa
vinmec
Simak penjelasan dr Tirta soal informasi yang beredar bahwa sering mengamuk dan marah-marah bisa jadi tanda penyakit stroke. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Dokter sekaligus pebisnis kenamaan dr Tirta menjelaskan fakta di balik informasi yang ramai beredar di masyarakat tentang stroke.

Informasi tersebut berkaitan dengan konon stroke bisa disebabkan karena seseorang sering marah-marah atau mengamuk.

Dalam konten mitos atau fakta, dr Tirta menjelaskan dua penyebab seseorang bisa mengalami stroke.

"Stroke itu terbagi menjadi dua, hemoragic dan penyempitan pembuluh darah," ungkap dr Tirta.

Pertama, stroke bisa disebabkan karena pembuluh darah pecah.

"Hemoragic itu pembuluh darah pecah, menutupi sebagian otak, sehingga terjadi kelumpuhan. Ini harus dibawa ke bedah syaraf. Kalau enggak, bisa kematian," kata dr Tirta.

Kedua, penyebab stroke yang sering terjadi adalah karena adanya penyempitan pembuluh darah.

Simak penjelasan dr Tirta soal informasi yang beredar bahwa sering mengamuk dan marah-marah bisa jadi tanda penyakit stroke.
Simak penjelasan dr Tirta soal informasi yang beredar bahwa sering mengamuk dan marah-marah bisa jadi tanda penyakit stroke. (Youtube channel Tirta Pengpengpeng)

Khusus untuk stroke karena penyumbatan, biasanya tak terjadi secara spontan.

Artinya si penderita mengalami beberapa gejala terlebih dahulu sebelum akhirnya terkena stroke.

"Sementara stroke yang karena penyumbatan, itu dikarenakan ada trobus di pembuluh darah yang tiba-tiba pecah, dan trobusnya lepas, terus menyumbat pembuluh darah di otak," pungkas dr Tirta.

"Stroke (karena) penyumbatan itu perlahan, jadi tiba-tiba kebas, terus hilang semua (stroke)," sambungnya.

Adapun pemicu stroke diungkap dr Tirta adalah bisa jadi karena gaya hidup yang buruk.

Seperti sering merokok, menghirup polusi hingga sering makan-makanan yang mengandung zat kanker.

"Dua-dua (penyebab stroke) ini berbeda. Kalau yang trobus itu proses bertahun-tahun. Sumbatan di pembuluh darah itu disebabkan karena gaya hidup yang buruk. Contoh hobi makan karsinogenik, merokok dan kena polusi," ujar dr Tirta.

"(Gaya hidup buruk) akan menyebabkan pembuluh darah kaku dan nanti akan timbul benjolan, trobus, nah trobus ini bisa copot," imbuhnya.

Baca juga: Mitos Atau Fakta, Lokasi Jerawat Tumbuh Pertanda Ada Gangguan di Organ Tubuh? Ini Kata dr Tirta

Adapun terkait dengan kebiasaan marah-marah dan mengamuk konon jadi pemicu stroke, dr Tirta mengurai penjelasan.

Bahwa ada dua kemungkinan orang yang sering marah bisa terkena stroke.

Hal itu dipengaruhi dari gaya hidup dan kesehatannya.

"Katanya hobi marah-marah nanti stroke. Marah itu meningkatkan detak jantung, simpatis sama tekanan darah. Kalau orang yang sehat tapi hobi marah-marah, ya minimalis (kecil kemungkinan terkena) stroke," imbuh dr Tirta.

"Tapi kalau dia gaya hidupnya buruk, hobi marah-marah, tensinya naik, trobusnya copot (bisa jadi stroke)," sambungnya.

Semoga bermanfaat.

Baca berita lain TribunnewsBogor.com di Google News 

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved